Bayangkan kalau setiap anak di Indonesia, sudah vaksinasi DBD. Gimana jadinya? Apakah angka kasus demam berdarah bisa benar-benar menurun drastis? Yuk kita bahas satu per satu.
Moms dan Dads kalau ada satu anak yang kena DBD, risiko menular ke anak lain jadi lebih besar, apalagi kalau di lingkungan sekitar banyak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virusnya.
Nah, kalau semua anak divaksinasi, daya tahan tubuh mereka akan lebih siap menghadapi virus DBD. Efeknya? Kasus DBD di bisa turun drastis. Bahkan, bisa saja lingkungan kita jadi zona bebas DBD, karena mata rantai penularan berhenti di situ-situ saja. Ini bukan cuma melindungi anak kita, tapi juga teman-temannya.
Kalau anak sakit, orang tua pasti panik. Apalagi DBD yang bisa bikin trombosit drop dan butuh perawatan di rumah sakit. Biaya rawat inapnya pun nggak murah, Moms dan Dads. Belum lagi harus ambil cuti kerja, biaya tambahan transport, dan tenaga yang terkuras.
Kalau vaksinasi DBD diwajibkan, orang tua jadi punya lapisan perlindungan tambahan. Risiko anak masuk rumah sakit karena DBD jadi jauh lebih kecil. Artinya, pengeluaran mendadak untuk biaya medis pun bisa ditekan. Ini win-win, karena kesehatan anak terjaga dan kantong tetap aman.
Vaksinasi DBD di anak bukan cuma soal suntik lalu selesai, tapi juga momen tepat buat edukasi kesehatan. Anak-anak bisa diajarkan tentang bahaya nyamuk pembawa DBD, cara menerapkan 3M Plus, sampai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan edukasi sejak dini, anak-anak akan terbiasa menjaga diri dan lingkungannya. Mereka jadi bisa ikut mengingatkan keluarga di rumah buat buang genangan air, menutup tempat penampungan air, dan membersihkan lingkungan secara rutin.
Kalau satu lingkungan bebas DBD, otomatis lingkungan sekitar ikut merasakan manfaatnya. Bayangkan, kalau semua tempat di Indonesia melakukan hal yang sama, desa atau kelurahan bisa benar-benar menurunkan kasus DBD secara nasional.
Efek domino ini akan sangat terasa, apalagi jika dibarengi dengan kampanye kesehatan yang konsisten. Tidak hanya anak-anak yang terlindungi, tapi orang tua, guru, dan warga sekitar juga ikut merasakan manfaatnya.
Moms dan Dads, walaupun vaksinasi DBD bisa membantu memberi perlindungan, tetap saja kita nggak boleh lengah. Nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang biak dengan cepat kalau lingkungannya mendukung. Makanya, 3M Plus tetap jadi langkah utama yang wajib kita jalankan setiap hari: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air, plus langkah tambahan seperti pakai obat anti-nyamuk atau memasang kelambu.1
Dan jangan lupa, vaksinasi DBD adalah perlindungan tambahan 2 yang sangat berharga. Konsultasikan ke dokter untuk memastikan anak mendapatkan vaksin sesuai anjuran. Kalau semua orang punya perlindungan seperti 3M Plus dan vaksinasi DBD, maka angka DBD di Indonesia bukan cuma bisa turun, tapi bisa ditekan sedemikian rupa sampai nyaris hilang.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
C-ANPROM/ID/QDE/0978 | Aug 2025
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025