Masih Suka Menumpuk Baju di Rumah? Hati-hati Jadi Sarang Nyamuk DBD!

Masih Suka Menumpuk Baju di Rumah? Hati-hati Jadi Sarang Nyamuk DBD!

Moms dan Dads, siapa nih yang sering merasa sayang mau langsung nyuci baju habis dipakai? Kadang kan ada momen, baju dipakai sebentar tapi belum kotor-kotor amat, jadi digantung aja di pojokan kamar, di belakang pintu, atau numpuk di kursi. Kelihatannya sih sepele, ya. Tapi ternyata, kebiasaan ini bisa bikin masalah serius. Bukan cuma bikin rumah keliatan berantakan, tapi juga berpotensi jadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti yang jadi biang kerok penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).1

Kita sering mengira nyamuk cuma suka air, padahal mereka juga seneng sama tempat lembab dan gelap. Nah, tumpukan baju kotor itu pas banget jadi tempat istirahat nyamuk sebelum mereka “aksi” mencari darah. Bahayanya? Mereka bisa menggigit anggota keluarga tanpa kita sadari.

Kok Bisa Baju Jadi Magnet Nyamuk?

Nyamuk itu pinter, Moms dan Dads. Mereka nggak cuma asal hinggap. Saat kita pakai baju, keringat dan bau tubuh akan menempel di kain. Nah, aroma inilah yang menarik nyamuk untuk mendekat. Ditambah lagi, kalau bajunya lembab, suhunya pas banget buat mereka “ngetem” sambil nunggu waktu menyerang.

Apalagi kalau bajunya numpuk di tempat yang jarang dibersihkan. Nyamuk akan merasa itu seperti “hotel gratis” yang nyaman, lengkap dengan suasana gelap dan tenang. Kalau udah gitu, risiko mereka berkembang biak atau berkumpul makin besar.

DBD Bukan Penyakit Biasa

Moms dan Dads, DBD bukan sekadar demam yang hilang dalam beberapa hari. Begitu nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue menggigit, risiko komplikasi langsung ada. Demam bisa naik turun, badan lemas, nyeri sendi, bahkan kalau terlambat ditangani, bisa berujung pada kondisi serius yang mengancam nyawa.2

Masalahnya, banyak orang baru sadar bahaya DBD saat sudah kena atau ada anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit. Biaya perawatan pun nggak main-main. Untuk rawat inap saja bisa jutaan sampai belasan juta rupiah, apalagi kalau pasien butuh perawatan intensif. Jadi, mencegah jelas jauh lebih bijak daripada mengobati.

Cara Aman Supaya Baju Nggak Jadi Sarang Nyamuk

Kalau kebiasaan menumpuk baju sudah mendarah daging, saatnya mulai diubah pelan-pelan. Beberapa tips yang bisa dicoba:

  • Segera cuci baju kotor minimal setiap dua hari sekali.
  • Pisahkan baju lembab seperti pakaian olahraga atau handuk dari baju lain, lalu jemur atau keringkan dulu sebelum masuk keranjang.
  • Gunakan keranjang baju dengan tutup untuk mengurangi akses nyamuk.
  • Simpan baju di tempat yang terang dan sirkulasi udaranya bagus.

Dengan begitu, Moms dan Dads bisa memutus salah satu “jalur” nyamuk buat masuk ke rumah dan menyerang keluarga.

Pencegahan DBD dengan Paket Lengkap: 3M Plus + Vaksinasi DBD 

Membersihkan rumah dan mencuci baju memang penting, tapi itu baru sebagian dari langkah pencegahan. Supaya perlindungan maksimal, Moms dan Dads perlu melakukan 3M Plus:3

  • Menguras tempat penampungan air secara rutin.
  • Menutup rapat semua wadah air.
  • Mendaur Ulang barang bekas yang bisa menampung air.
     

Lalu ada “plus”-nya, yaitu langkah tambahan seperti menabur larvasida, memasang kawat kasa, menggunakan kelambu, dan yang nggak kalah penting adalah konsultasi ke dokter tentang vaksinasi DBD. Vaksin ini bisa jadi lapisan perlindungan tambahan,4 apalagi di musim hujan atau saat kasus DBD sedang meningkat.

Moms dan Dads, nyamuk nggak butuh waktu lama untuk menggigit dan menularkan virus. Tapi kita punya banyak cara untuk mencegah. Jadi, mulai dari hal sederhana seperti nggak menumpuk baju, rutin menerapkan 3M Plus, dan konsultasi ke dokter seputar vaksinasi, kita sudah selangkah lebih maju melindungi keluarga.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/0978 | Aug 2025

 

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Kemenkes Optimalkan PSN Cegah DBD. Tersedia di: https://kemkes.go.id/id/kemenkes-optimalkan-psn-cegah-dbd. Diakses pada 7 Juli 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai. Ayo Sehat. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  4. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025