Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah lama menjadi momok di banyak negara tropis, termasuk Indonesia. Setiap tahunnya, ribuan orang jatuh sakit, dan tak sedikit yang kehilangan nyawa akibat penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini. Bukan hanya menyerang satu atau dua orang saja, tetapi menyebar begitu cepat, terutama di musim hujan. Kondisi ini membuat DBD masuk dalam kategori penyakit endemik yang sulit dikendalikan.
Dulu, cara yang paling ampuh untuk mencegah DBD adalah dengan melakukan gerakan 3M Plus—menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.1 Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini ada harapan baru yang bisa menjadi game-changer dalam perang melawan DBD, yaitu vaksin dengue. Kehadiran vaksin ini bukan sekadar kabar baik, tetapi bisa menjadi penyelamat jutaan nyawa di masa depan.
DBD bukan penyakit biasa. Gejalanya memang mirip flu di awal demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, hingga munculnya ruam merah di kulit. Tapi kalau tidak ditangani dengan cepat, bisa berujung pada pendarahan dalam, syok, bahkan kematian. Yang lebih mengerikan, tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Selama ini, pasien hanya bisa mendapat perawatan suportif di rumah sakit, seperti diberikan cairan infus dan obat untuk meredakan gejala. 2
Yang lebih parah, seseorang yang sudah pernah terkena DBD masih bisa tertular lagi di kemudian hari, bahkan dengan risiko yang lebih besar mengalami DBD berat. Ini karena virus dengue terdiri dari empat serotipe yang berbeda (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Jika seseorang terkena satu jenis virus dengue, tubuhnya hanya akan kebal terhadap serotipe tersebut, tetapi tetap rentan terhadap tiga jenis lainnya. Jadi, semakin sering seseorang terkena DBD, semakin besar risiko terkena gejala yang lebih parah.3
Melihat betapa ganasnya penyakit ini, para ilmuwan bekerja keras untuk menemukan solusi jangka panjang. Setelah bertahun-tahun penelitian, akhirnya vaksin DBD hadir sebagai bentuk perlindungan yang lebih optimal. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem imun tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue sebelum virus tersebut berkembang biak dalam tubuh.
Saat ini, vaksin DBD sudah mulai digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun belum masuk dalam program imunisasi nasional, beberapa daerah seperti Kalimantan Timur telah mulai melakukan program vaksinasi untuk anak-anak sekolah sebagai langkah awal pencegahan. Jika cakupan vaksinasi ini diperluas ke seluruh negeri, maka dampaknya bisa luar biasa dalam menekan angka kasus DBD dan menyelamatkan jutaan nyawa di masa depan.
Meskipun vaksin ini menawarkan banyak harapan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi agar vaksinasi bisa diterapkan secara luas. Salah satunya adalah biaya. Saat ini, vaksin DBD masih tergolong mahal, dan belum masuk dalam program imunisasi gratis oleh pemerintah. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya vaksinasi, sehingga sosialisasi harus dilakukan secara masif agar semakin banyak orang yang mau divaksin.
Selain itu, vaksin ini memang bukan solusi tunggal. Pencegahan dengan 3M Plus tetap harus dilakukan untuk memastikan lingkungan tetap bersih dari nyamuk. Artinya, vaksin dan pengendalian vektor harus berjalan beriringan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Vaksin DBD adalah langkah besar dalam melawan demam berdarah. Dengan semakin luasnya cakupan vaksinasi, kita bisa berharap angka kasus DBD semakin menurun, angka kematian bisa ditekan, dan beban sistem kesehatan bisa lebih ringan. Namun, vaksin ini bukan satu-satunya solusi. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan tetap menjadi kunci utama dalam pencegahan DBD.
Jadi, jika vaksin DBD sudah tersedia secara luas dan terjangkau, vaksinasi layak dipertimbangkan. Dengan vaksinasi, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang. Inilah investasi kesehatan yang bisa menyelamatkan jutaan nyawa di masa depan.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0146 | Aug 2023