Demam Berdarah pada Anak dan 3 Fase yang Akan Dilalui!

Demam Berdarah pada Anak dan 3 Fase yang Akan Dilalui!

Moms dan Dads pasti pernah dengar cerita tetangga, saudara, atau bahkan ngalamin sendiri, ketika si kecil tiba-tiba demam tinggi tanpa sebab jelas. Awalnya dikira cuma masuk angin atau flu biasa. Tapi kok makin hari makin parah, badannya lemes, nafsu makan hilang, dan wajahnya pucat. Pas dibawa ke dokter, ternyata hasil diagnosa adalah demam berdarah dengue (DBD).

Nah, penyakit yang satu ini emang sering bikin orang tua panik. Apalagi karena DBD punya pola yang unik, dengan 3 fase yang harus dilalui tubuh anak sebelum akhirnya bisa pulih. Kalau nggak paham fase-fase ini, sering banget orang tua jadi salah kaprah dan terlalu tenang padahal bahaya, atau malah panik di saat yang salah.

Supaya kita semua lebih siap dan nggak gampang panik, yuk kita kenalan lebih jauh tentang 3 fase DBD pada anak.1

Fase Demam: Awal yang Menipu

Di fase pertama ini, biasanya si kecil tiba-tiba demam tinggi mendadak. Suhunya bisa tembus 39–40 derajat Celcius, dan berlangsung terus-menerus selama 2 sampai 7 hari. Bedanya dengan flu biasa, demam DBD nggak turun walau sudah dikompres atau dikasih obat penurun panas.

Nah, yang sering bikin bingung adalah gejalanya mirip sama penyakit lain. Anak bisa aja ngeluh sakit kepala, nyeri di belakang mata, mual, bahkan muntah. Kadang muncul juga bintik merah kecil di kulit, tapi nggak selalu kelihatan jelas.

Moms dan Dads, di fase ini banyak orang tua yang salah paham. Ada yang menganggap demam biasa jadi kurang waspada, ada juga yang panik berlebihan. Padahal, yang paling penting adalah segera periksa ke dokter kalau demam tinggi anak nggak turun-turun dalam 2 hari. Jangan nunggu sampai muncul tanda bahaya baru bergerak, karena fase ini sering jadi pintu masuk menuju fase yang lebih serius.

Fase Kritis: Saat Demam Turun, Bahaya Justru Datang

Nah, ini nih fase yang paling bikin deg-degan. Banyak Moms dan Dads yang mengira kalau demam anak turun berarti kondisinya membaik. Padahal, di DBD justru sebaliknya yaitu saat suhu tubuh mulai turun, risiko bahaya bisa meningkat. Fase ini biasanya terjadi di hari ke-3 sampai ke-7.

Di fase kritis, cairan dalam tubuh anak bisa merembes keluar dari pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah bisa turun drastis, bahkan memicu syok. Gejala yang harus diwaspadai antara lain adalah anak tampak lemas banget, kulit dingin, tangan dan kaki terasa dingin, sulit minum, muntah terus, atau muncul perdarahan seperti mimisan dan gusi berdarah.

Dari sini kita belajar, Moms dan Dads, jangan terkecoh dengan demam yang turun. Justru di fase inilah pemantauan harus ekstra ketat. Biasanya dokter akan menyarankan rawat inap agar kondisi anak bisa dipantau 24 jam. Jadi, kalau dokter menyarankan anak dirawat, ikuti aja ya. Itu demi keselamatan buah hati.

Fase Pemulihan: Saat Tubuh Mulai Bangkit Lagi

Kalau anak berhasil melewati fase kritis, barulah masuk ke fase pemulihan. Di tahap ini, cairan tubuh mulai kembali normal, nafsu makan si kecil perlahan pulih, dan energi tubuhnya berangsur-angsur kembali. Kulit yang sebelumnya pucat bisa tampak lebih segar, dan anak mulai ceria lagi.

Fase ini biasanya berlangsung 2–3 hari. Tapi meskipun kelihatannya sudah membaik, jangan buru-buru lengah. Anak tetap butuh istirahat cukup dan asupan nutrisi seimbang untuk mempercepat penyembuhan. Ingat juga untuk tetap kontrol ke dokter sesuai jadwal.

Jangan Tunggu Sakit, Cegah dari Sekarang 

Moms dan Dads, dari cerita panjang tadi kita bisa simpulkan kalau DBD pada anak bukan hal sepele. Ada 3 fase yang harus dilewati yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Setiap fase punya tantangan sendiri, dan tugas kita sebagai orang tua adalah memahami tanda-tandanya serta bertindak cepat saat dibutuhkan.

Tapi yang lebih penting lagi adalah pencegahan. Jangan tunggu sampai anak jatuh sakit baru panik. Terapkan langkah 3M Plus setiap hari dengan Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air rapat-rapat, dan Mendaur ulang barang bekas supaya nggak jadi sarang nyamuk. Plusnya bisa dengan pakai lotion anti-nyamuk, kelambu, atau bahkan pasang perangkap nyamuk di rumah.2

Dan satu hal penting yang sering dilupakan adalah sekarang sudah ada vaksinasi DBD. Vaksin ini bisa jadi perlindungan tambahan untuk anak-anak maupun seluruh keluarga.3 Bayangkan betapa lega rasanya kalau tahu si kecil punya perlindungan tambahan melawan virus dengue. Jadi, yuk Moms dan Dads, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter tentang vaksinasi ini. Dengan kombinasi 3M Plus dan vaksinasi, kita bisa bareng-bareng melindungi buah hati dari ancaman DBD. Karena sehat mereka adalah bahagia kita.

.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi









 

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2025). Clinical Signs and Symptoms of Dengue. Tersedia di: https://www.cdc.gov/dengue/hcp/clinical-signs/index.html. Diakses pada 26 September 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.

 

Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025