Gejala Demam Berdarah Anak yang Harus Moms dan Dads Ketahui!

Gejala Demam Berdarah Anak yang Harus Moms dan Dads Ketahui!

Setiap orang tua pasti pernah ngalamin momen panik waktu anak tiba-tiba sakit. Apalagi kalau demam tinggi yang nggak kunjung turun, badan si kecil lemas, dan wajahnya kelihatan pucat. Nah, salah satu penyakit yang sering bikin orang tua khawatir adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan banyak menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh mereka masih gampang kena.

Yang bikin tricky, gejala DBD itu kadang mirip dengan penyakit lain. Jadi, banyak orang tua yang awalnya mengira anak cuma kena flu, tipes, atau sekadar masuk angin. Padahal, kalau terlambat sadar, risikonya bisa fatal. Makanya, penting banget buat Moms dan Dads kenali gejala khas DBD sejak dini. Yuk, kita bahas bareng-bareng supaya lebih waspada!

Demam Tinggi Mendadak yang Nggak Wajar

Moms dan Dads, gejala pertama yang paling umum adalah demam tinggi mendadak. Suhu tubuh anak bisa melonjak sampai 39–40 derajat Celsius.1 Bedanya dengan demam biasa, panasnya terasa ekstrim dan sulit banget turun meskipun sudah dikasih obat penurun panas atau dikompres.

Biasanya demam ini muncul tiba-tiba, bahkan tanpa ada tanda-tanda anak sebelumnya sakit. Misalnya, pagi masih ceria main, sore mendadak badannya panas banget. Hal ini sering bikin orang tua terkecoh. Ada yang santai karena mengira cuma flu, ada juga yang panik.

Jadi, kalau demam tinggi nggak wajar muncul lebih dari dua hari, jangan ragu untuk segera periksakan ke dokter. Ingat ya, Moms dan Dads, di kasus DBD waktu itu penting banget.

Gejala Tambahan yang Sering Dianggap Sepele

Selain demam tinggi, ada beberapa gejala lain yang kadang luput dari perhatian orang tua. Padahal tanda-tanda ini bisa jadi sinyal kuat kalau si kecil lagi kena DBD.1

  • Sakit kepala hebat → Anak sering mengeluh kepalanya berat, bahkan terasa sakit di belakang mata.
  • Mual dan muntah → Bisa muncul berulang kali, bikin anak makin lemas karena kehilangan cairan.
  • Nyeri otot dan sendi → Anak kelihatan nggak nyaman, kadang sampai susah tidur.
  • Bintik merah di kulit → Bintik kecil seperti ruam, biasanya muncul di tangan, kaki, atau badan. Kadang samar, jadi harus jeli banget buat ngecek.
  • Perdarahan ringan → Misalnya mimisan, gusi berdarah, atau bahkan mudah lebam.
     

Moms dan Dads, poin pentingnya adalah jangan menunggu semua gejala muncul lengkap baru curiga. Kalau sudah ada 2–3 gejala sekaligus, lebih baik langsung konsultasi ke tenaga medis.

Tanda Bahaya Saat Masuk Fase Kritis

Hal lain yang wajib Moms dan Dads ketahui adalah bahwa DBD punya fase berbahaya, yaitu fase kritis. Biasanya terjadi saat demam anak mulai turun, di hari ke-3 sampai ke-7. Nah, ini yang sering bikin salah paham. Banyak orang tua merasa lega ketika panas anak turun, padahal justru saat itulah risiko bahaya meningkat.

Di fase kritis, bisa terjadi syok atau kondisi yang sangat serius. Gejalanya antara lain: kebocoran plasma, perdarahan, tekanan darah rendah dan gangguan fungsi organ. 2
 

Dari sini kita belajar, Moms dan Dads, bahwa pengetahuan soal fase kritis ini sangat penting. Jangan terkecoh dengan turunnya suhu tubuh. Justru di masa inilah anak perlu pemantauan ekstra, dan kalau dokter menyarankan rawat inap, jangan ditolak. Itu semua demi keselamatan si kecil.

Cegah  DBD Itu Lebih Baik daripada Panik Belakangan 

Moms dan Dads, setelah bahas panjang lebar tadi, kita jadi makin paham kan kalau DBD bukan penyakit biasa. Gejalanya memang mirip penyakit lain, tapi ada ciri khas yang bisa dikenali kalau kita jeli. Demam tinggi mendadak, gejala tambahan yang sering diremehkan, sampai tanda bahaya di fase kritis semua itu harus kita pahami supaya bisa bertindak cepat.

Tapi ingat, langkah terbaik selalu ada di pencegahan. Jangan tunggu anak sakit dulu baru sibuk panik. Terapkan 3M Plus di rumah: Menguras tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat wadah air, dan Mendaur ulang barang bekas supaya nggak jadi sarang nyamuk. Plus-nya bisa dengan pakai kelambu, obat nyamuk, atau bahkan menanam tanaman pengusir nyamuk.3

Dan jangan lupa, konsultasi tentang vaksinasi DBD sebagai perlindungan tambahan. Vaksin ini bisa jadi tameng ekstra buat anak-anak maupun seluruh keluarga.4 Bayangkan betapa tenangnya hati kalau tahu buah hati kita punya perlindungan ekstra dari virus dengue. Jadi, yuk Moms dan Dads, segera konsultasi ke dokter untuk tahu lebih banyak tentang vaksinasi ini. Dengan kombinasi 3M Plus dan vaksinasi, kita bisa melindungi si kecil dari ancaman DBD. Karena sehat mereka, adalah bahagia kita.

.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi






 

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai. Ayo Sehat. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai . Diakses pada 7 Juli 2025.
  2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2025). Clinical Signs and Symptoms of Dengue. Tersedia di: https://www.cdc.gov/dengue/hcp/clinical-signs/index.html. Diakses pada 26 September 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  4. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025