Demam berdarah dengue (DBD) merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh gigitan dari nyamuk. Nyamuk tersebut membawa virus dengue, sehingga mengakibatkan sejumlah gejala DBD yang biasanya diawali dengan demam tinggi. Jika tidak segera ditangani secara tepat, maka DBD dapat mengancam nyawa.
DBD disebabkan oleh virus dengue, suatu virus yang termasuk dalam kelompok Flavivirus. Tidak selalu bila seseorang terinfeksi virus dengue akan menjadi DBD. Manifestasi infeksi virus dengue bervariasi dengan spektrum yang luas, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik), demam yang tidak khas, demam dengue tanpa disertai perdarahan, sampai keadaan paling berat yang dapat menyebabkan kematian yaitu sindrom syok dengue (SSD).
Tercatat selama tahun 2020, menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setidaknya kasus DBD di seluruh Indonesia yaitu mencapai 95.893 dengan 661 kasus berakhir dengan kematian.
DBD merupakan sebuah penyakit yang penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk yang bernama Aedes aegypti. Ketika virus dengue menginfeksi nyamuk, dan nyamuk tersebut akhirnya menggigit manusia, maka akhirnya virus pun masuk ke dalam tubuh Anda. Ukuran dari nyamuk Aedes aegypti ini memang lebih kecil, badannya berwarna hitam pekat, serta terdapat dua garis vertikal putih di area punggung serta garis putih horizontal di bagian kaki.
Nyamuk Aedes aegypti akan mencari mangsa ketika pagi hingga sore hari. Mereka sangat menyukai tempat-tempat yang gelap, sehingga Anda bisa menemukan nyamuk tersebut berada di area dalam rumah, jika dibandingkan di luar rumah yang panas. Berada di suatu wilayah tropis dan subtropis juga meningkatkan risiko terkena DBD seperti pulau-pulau Pasifik Barat, Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin.
Gejala utama dari penyakit DBD yaitu demam mendadak tinggi hingga mencapai 39◦C. Demam tersebut biasanya akan berlangsung selama kurang lebih 2 hari hingga 7 hari dan kemudian suhu tubuh akan turun dengan cepat. DBD dapat juga diikuti dengan beberapa gejala berikut:
Setelah fase demam selesai, perjalanan penyakit DBD umumnya akan diikuti oleh fase kritis selama kurang lebih 2 hari hingga 3 hari. Pada fase tersebutlah nantinya suhu tubuh akan mengalami penurunan hingga bagian tubuh seperti kaki dan juga tangan terasa dingin, serta biasanya merasa diri sudah sembuh. Padahal dalam fase tersebut Anda perlu waspada, sebab bisa saja terjadi sindrom syok dengue (SSD) yang bahkan bisa mengancam keselamatan jiwa.
Dalam mendiagnosis demam berdarah dengue ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain yaitu:
Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan awal DBD, tanda klinis sangatlah penting, yaitu meliputi demam yang tinggi serta gejala-gejala lain yang muncul seperti yang telah disinggung di atas. Dokter juga akan melihat apakah terdapat tanda kebocoran pada plasma. Kebocoran yang terjadi pada plasma ini akan lebih mudah dilihat dari keadaan yang makin buruk, seperti lemas yang berlebihan di tahap awal hingga kondisi syok.
Kadang bisa juga ditandai dengan badan yang terasa begitu lemas, pendarahan yang spontan, sesak nafas, urine yang berkurang, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi dan juga penurunan kesadaran.
Tes Tourniquet
Tes tersebut dilakukan guna melihat apakah di bagian lengan dalam terdapat petechiae (bintik merah pada kulit). Tes nantinya dikatakan positif jika ditemukan 10 atau lebih petechiae (bintik merah) dalam tiap area 2,5cm x 2,5cm di kulit.
Pemeriksaan Darah
Dalam pemeriksaan laboratorium, saat awal fase demam nantinya akan terdapat jumlah trombosit yang normal. Namun jumlah tersebut akhirnya akan mengalami penurunan setelah fase demam berjalan beberapa hari. Tapi penurunan jumlah umumnya ditemukan antara hari ke-3 hingga hari ke-7, karena itu pemeriksaan trombosit tersebut biasanya perlu untuk diulang.
Antigen
Antigen NS1 terkandung dalam virus dengue yang menyebabkan DBD. Pada pemeriksaan antigen NS1, sejak hari pertama mengalami demam antigen ini sudah dapat terdeteksi sehingga DBD dapat segera didiagnosis dan ditangani.
Serologi Antibodi
Ketika sudah memasuki hari ke-3 dan hari ke-5, maka bisa dilakukan proses pemeriksaan antibodi dengue yang terbentuk pada tubuh pasien.
Apa Saja Penanganan DBD yang Dapat Dilakukan?
Pengobatan DBD merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, supaya penyakit tersebut tidak semakin parah. Penanganan serta pengobatan DBD meliputi antara lain yaitu:
Mengonsumsi Banyak Cairan
Penanganan awal untuk pasien yang mengidap DBD bisa dilakukan di rumah. Para pasien nantinya akan diminta untuk mengonsumsi banyak cairan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang berujung pada penurunan trombosit. Disarankan agar pasien nantinya meminum air 2 hingga 3 liter tiap harinya.
Pasien DBD juga diharapkan untuk beristirahat total. Penting untuk Anda selalu berkonsultasi dengan dokter agar dapat dimonitor kadar sel darah merah dan trombosit di dalam darah, hingga akhirnya menjadi normal kembali.
Mengompres Seluruh Badan
Untuk mengatasi demam tersebut, maka Anda bisa melakukannya dengan cara mengompres hangat seluruh badan, terutama untuk daerah tubuh dengan lapisan kulit yang lebih tipis seperti ketiak.
Berkonsultasi dengan Dokter
Apabila kondisi Anda atau buah hati yang terkena DBD memburuk, maka Anda harus segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari Dokter.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah DBD?
Namun seperti kata pepatah, mencegah akan lebih baik dari pada mengobati. Karena itu, sebelum DBD menyerang sebaiknya Anda perlu melakukan pencegahan sejak dini. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit DBD.
Perhatian:
Artikel ini ditujukan untuk informasi publik dan bukan sebagai bentuk anjuran medis
Referensi berikut digunakan berdasarkan waktu pembuatan artikel dan mungkin telah terdapat pembaharuan pada saat Anda membaca. Oleh karena itu, Kami mendorong pembaca untuk dapat memeriksa kembali referensi berikut dengan studi atau sumber terkini yang lebih baru.
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0146 | Aug 2023