Langkah Cerdas Moms dan Dads Jika Anak Terkena DBD!

Langkah Cerdas Moms dan Dads Jika Anak Terkena DBD!

Moms dan Dads pasti setuju deh, nggak ada yang lebih bikin panik selain lihat anak sakit. Apalagi kalau dokter sudah menyebut kata “demam berdarah dengue (DBD)”. Rasanya langsung jantung deg-degan, kepala muter, dan hati campur aduk. Tenang dulu, yuk! DBD memang penyakit serius, tapi kalau kita paham langkah-langkah yang tepat, Moms dan Dads bisa banget nemenin si kecil melewati masa ini dengan lebih tenang. Artikel ini bakal jadi pegangan praktis biar Moms dan Dads nggak salah langkah.

Kenali Gejala dan Jangan Anggap Remeh 

Biasanya, DBD dimulai dengan demam tinggi mendadak yang bikin anak kelihatan lemas banget. Tapi hati-hati, gejala DBD kadang mirip sama flu atau tipes. Itu sebabnya Moms dan Dads perlu peka sama tanda-tanda lain, gejala DBD meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala parah, mual muntah, serta kelelahan.1

Ada juga fase yang bikin makin bikin pusing. Di hari ke-3 sampai ke-6, demam anak bisa turun mendadak. Banyak orang tua yang seneng duluan karena ngira anak udah sembuh, padahal itu justru fase kritis. Kalau nggak waspada, bisa muncul tanda bahaya seperti muntah terus-menerus, perut sakit parah, anak nggak mau makan atau minum, bahkan pendarahan.

Moms dan Dads jangan ragu buat segera bawa si kecil ke dokter atau rumah sakit kalau gejala-gejala itu muncul. Jangan tunggu sampai parah. Ingat, di kasus DBD, cepat ambil tindakan bisa jadi penyelamat.

Perawatan di Rumah

Kalau dokter bilang kondisi anak masih bisa dirawat di rumah, berarti Moms dan Dads punya peran besar jadi “perawat utama”. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan biar si kecil tetap aman:

  • Jaga cairan tubuh. Anak dengan DBD gampang banget dehidrasi karena suhu tubuh tinggi dan nafsu makan berkurang. Kasih banyak minum air putih, jus segar, atau oralit sesuai arahan dokter. Cairan itu bukan cuma bikin anak segar, tapi juga membantu menjaga sirkulasi darah tetap stabil.
     
  • Catat suhu tubuh. Jangan malas untuk rutin ukur suhu anak. Kalau demam tinggi banget, kasih obat penurun panas yang sudah diresepkan dokter.
     
  • Pantau tanda bahaya. Moms dan Dads harus jadi “detektif” buat ngawasin kondisi anak. Kalau anak kelihatan makin pucat, gelisah, sering muntah, atau keluar bercak merah yang makin banyak, langsung bawa ke dokter lagi.
     
  • Kasih kenyamanan. Ingat, anak yang lagi sakit butuh support mental juga. Bikin suasana rumah tenang, kasih pelukan, temenin ngobrol, atau ajak nonton kartun favorit. Kadang rasa aman dan dicintai bisa bantu mereka lebih kuat lawan penyakit.
     

Dukungan Jangan Ragu Ikut Saran Dokter

Moms dan Dads mungkin pernah dengar tips-tips tradisional atau saran dari tetangga, seperti “kasih air daun pepaya biar cepat pulih” atau “minum ramuan herbal ini deh”. Sebenarnya, nggak ada salahnya selama nggak ganggu pengobatan medis. Tapi yang utama, ikuti saran dokter. DBD bukan penyakit yang bisa dianggap enteng, jadi pengobatan medis tetap jadi pegangan utama.

Kalau dokter minta anak rawat inap, itu artinya kondisi anak perlu dipantau ketat. Jangan takut, justru di rumah sakit anak bisa dipantau cairan tubuhnya, kondisi darah, dan dapat tindakan cepat kalau terjadi komplikasi. Moms dan Dads tetap bisa nemenin anak biar mereka merasa aman.

Selain itu, jangan lupa kontrol setelah anak sembuh. DBD bisa bikin kondisi tubuh drop, jadi pemulihan butuh waktu. Bantu anak makan bergizi, cukup istirahat, dan pelan-pelan kembali ke aktivitas normal.

Jangan Lupa Pencegahan, Moms dan Dads

Setelah semua drama dan deg-degan mendampingi anak melawan DBD, pasti Moms dan Dads nggak mau kejadian ini terulang, kan? Nah, di sinilah pentingnya langkah pencegahan. Jangan tunggu ada kasus dulu baru panik. Mulailah dari rumah dengan 3M Plus dengan Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat wadah air, Mendaur ulang kembali barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk, ditambah langkah tambahan seperti pakai lotion anti-nyamuk atau kelambu tidur.2

Dan jangan lupa, sekarang ada perlindungan tambahan lewat vaksinasi DBD. Moms dan Dads bisa konsultasi ke dokter untuk tahu apakah si kecil sudah bisa mendapatkan vaksin ini. Dengan vaksinasi, risiko terkena DBD bisa lebih ditekan, dan anak-anak punya “perisai tambahan” melawan penyakit ini.3

Jadi, yuk Moms dan Dads, selain sigap saat anak sakit, mari kita sama-sama cerdas ambil langkah pencegahan. Karena kesehatan buah hati adalah harta paling berharga yang harus kita jaga bareng-bareng.

.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi














 

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai. Ayo Sehat. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai. Diakses pada 7 Juli 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025