Kalau ngomongin DBD, pasti hal pertama yang sering kebayang di pikiran kita adalah fogging alias penyemprotan asap pembasmi nyamuk. Moms dan Dads mungkin pernah lihat petugas keliling kompleks sambil bawa mesin fogging yang ngeluarin asap tebal. Dari jauh kelihatan keren, ya, seperti “senjata” perang melawan nyamuk. Tapi ternyata, ada fakta menarik yang jarang disadari: fogging itu sebenarnya kurang efektif buat membasmi nyamuk penyebab demam berdarah, yaitu Aedes aegypti.
Nah, biar nggak salah kaprah, yuk kita bahas lebih detail. Artikel ini bakal kupas kenapa fogging nggak se-ampuh yang kita kira, apa aja kelemahannya, dan langkah cerdas lain yang bisa Moms dan Dads lakuin buat lindungi keluarga dari ancaman DBD.
Moms dan Dads, coba bayangin kalau kita lagi perang lawan musuh. Fogging itu ibaratnya cuma “nembakin” pasukan yang lagi kelihatan di lapangan, tapi nggak nyentuh markas tempat mereka berkembang biak. Sama halnya dengan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini punya siklus hidup mulai dari telur → jentik → pupa → nyamuk dewasa. Nah, fogging cuma bisa bunuh nyamuk dewasa yang lagi beterbangan. Sementara telur, jentik, dan pupa yang ngumpet di genangan air nggak bakal kena efeknya.1 Jadi walaupun kelihatannya nyamuknya hilang setelah fogging, beberapa hari kemudian bisa muncul lagi karena siklus hidupnya tetap jalan.
Contoh gampangnya begini: habis fogging, Moms dan Dads bisa merasa rumah lebih “lega”, nyamuk berkurang, tidur jadi tenang. Tapi tunggu dulu, kalau di ember belakang rumah masih ada air yang ngendap, telur-telur nyamuk di sana tetap aman. Dalam hitungan hari, mereka menetas jadi pasukan baru yang siap “nyerang” lagi.
Jadi, jangan heran kalau daerah yang udah sering fogging pun masih bisa kena kasus DBD. Karena masalah utamanya bukan di asap, tapi di tempat perkembangbiakan nyamuk yang masih dibiarkan.
Ini fakta lain yang kadang bikin kaget, Moms dan Dads. Sama seperti manusia bisa jadi kebal obat kalau sering minum antibiotik sembarangan, nyamuk pun bisa jadi resisten terhadap insektisida yang dipakai di fogging.2
Ketika fogging dilakukan berulang-ulang dengan bahan kimia yang sama, nyamuk yang “kuat” bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Lama-lama, generasi nyamuk baru malah jadi makin susah dibasmi. Jadi, efek fogging makin lama makin berkurang.
Selain itu, asap dari fogging biasanya hanya menjangkau radius tertentu, dan nyamuk yang ngumpet di dalam rumah, di kolong meja, atau di tempat tersembunyi nggak semuanya kena. Artinya, masih ada yang lolos dan siap kembali berkeliaran.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan kalau fogging itu lebih cocok dipakai sebagai langkah darurat saat ada kasus DBD di lingkungan, bukan buat pencegahan jangka panjang. Jadi kalau kita mengandalkan fogging sebagai satu-satunya solusi, jelas kurang efektif.
Nah, Moms dan Dads pasti penasaran dong, kalau fogging nggak cukup, terus apa dong yang harus kita lakuin? Jawabannya sebenarnya ada di rumah kita sendiri dengan gerakan 3M Plus!
3M Plus itu simpel banget, tapi dampaknya besar kalau dilakukan rutin:3
Nah, “Plus”-nya itu bisa banyak macam, seperti:
Jadi intinya, pencegahan itu lebih kuat daripada mengandalkan fogging. Kalau Moms dan Dads rajin melakukan 3M Plus, otomatis nyamuk kehilangan tempat berkembang biak, sehingga jumlahnya jauh berkurang.
Selain itu, langkah yang nggak kalah penting adalah konsultasi ke dokter soal vaksinasi dengue. Vaksin ini bisa jadi perlindungan tambahan biar tubuh anak-anak dan keluarga punya “perisai” ekstra kalau sewaktu-waktu kena gigitan nyamuk Aedes aegypti.4
Moms dan Dads, sekarang kita sudah tahu kenapa fogging itu bukan solusi utama buat mencegah DBD. Asap yang keluar dari mesin itu memang bisa bikin nyamuk berkurang sesaat, tapi nggak bisa bunuh telur dan jentik, malah bisa bikin nyamuk jadi kebal, dan efeknya cuma sementara.
Kalau kita mau bener-bener jaga keluarga dari bahaya DBD, kuncinya ada di pencegahan yang konsisten. Mulai dari hal sederhana seperti rajin cek genangan air di rumah, bersihkan wadah- wadah yang bisa jadi sarang nyamuk, sampai ngingetin tetangga buat sama-sama lakukan 3M Plus.
Dan jangan lupa, Moms dan Dads, perlindungan ekstra juga bisa didapat lewat konsultasi ke dokter mengenai vaksinasi dengue. Dengan begitu, keluarga bukan cuma terlindungi dari gigitan nyamuk, tapi juga punya pertahanan tambahan kalau sampai terpapar virus dengue.
Karena kesehatan keluarga itu nomor satu, yuk bareng-bareng kita lawan DBD dengan cara cerdas dan bukan sekadar mengandalkan fogging, tapi dengan 3M Plus dan konsultasikan tentang vaksinasi DBD vaksinasi
.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025