Kenapa Satu Rumah Bisa Kena DBD Berkali-Kali?

Kenapa Satu Rumah Bisa Kena DBD Berkali-Kali?

Moms dan Dads, pernah nggak mengalami drama ini? Beberapa bulan lalu anak di rumah sakit karena DBD. Semua keluarga ikut deg-degan, tidur nggak nyenyak, dan berharap masa sulit itu cepat berakhir. Begitu anak sembuh, semua merasa lega dan yakin badai sudah lewat. Tapi, belum setahun, tiba-tiba anggota keluarga lain tumbang dengan gejala yang sama. Rasanya seperti mimpi buruk yang diputar ulang.

Fenomena ini sebenarnya punya penjelasan medis. Virus dengue penyebab DBD punya empat tipe berbeda. yaitu  DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4 dimana masing-masing tipe ini bisa menyebabkan demam berdarah, tapi infeksi oleh satu tipe tidak memberi kekebalan permanen terhadap tipe lainnya. Artinya, kalau keluarga Moms dan Dads pernah kena DENV-1, tubuh memang membentuk antibodi untuk tipe itu, tapi tetap bisa terinfeksi tipe lain (misalnya DENV-2 atau DENV-3).1 Saat kita kena salah satu tipe, tubuh memang membentuk kekebalan, tapi kekebalan itu hanya untuk tipe tersebut. Masih ada tiga tipe lain yang bisa menyerang kapan saja jika ada peluang. Jadi, meski satu rumah sudah pernah terkena DBD, bukan berarti rumah itu kebal untuk selamanya.

 

Nyamuk Aedes aegypti Betina, Pelaku Utama DBD 

Nyamuk pembawa virus dengue penyebab DBD, Aedes aegypti, punya sifat yang unik. Mereka tidak terbang jauh-jauh dari tempat mereka menetas. Kalau di rumah ada genangan air baik di bak mandi, pot tanaman, atau talang air, mereka akan betah di situ. Lebih uniknya lagi, nyamuk betina bertelur di dinding bagian dalam tempat penampungan air, di atas permukaan air, mampu bertelur sebanyak 80-100 butir Telur menempel di dinding penampungan seperti lem, dapat bertahan lama hingga 8 bulan.2 Artinya, meskipun generasi induknya mati, anak-anak nyamuk sudah lahir dengan virus yang sama, siap menulari manusia.

Kondisi ini menjelaskan kenapa rumah yang sama bisa jadi lokasi penularan DBD berulang kali, bahkan setelah dilakukan fogging. Fogging memang membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak memusnahkan telur dan jentik yang tersembunyi di genangan air.

Faktor Lingkungan yang Nggak Disadari

Kadang Moms dan Dads sudah merasa rumah sangat bersih, tapi lupa kalau lingkungan sekitar juga memengaruhi. Di daerah padat penduduk, nyamuk bisa dengan mudah berpindah dari satu rumah ke rumah lain. Jika ada tetangga yang jarang membersihkan bak air atau membiarkan barang bekas menampung air hujan, sarang nyamuk tetap ada di dekat kita.

Nyamuk Aedes aegypti juga aktif menggigit di pagi dan sore hari, jadi meskipun kita menjaga rumah, jika lingkungan sekitar tidak melakukan hal yang sama, risiko tetap tinggi. Inilah sebabnya kasus DBD bisa muncul berulang kali di satu kawasan, termasuk rumah yang sama.

Jangan Lengah Setelah Sembuh

Banyak orang mengira setelah terkena DBD sekali, tubuh akan kebal. Padahal, infeksi kedua justru bisa lebih berbahaya. Saat tubuh bertemu tipe virus dengue yang berbeda, reaksi kekebalan bisa memicu kondisi lebih parah, seperti dengue berat atau bahkan sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome).

Itu sebabnya, jangan merasa aman hanya karena pernah terkena DBD. Risiko selalu ada selama nyamuk pembawa virus masih hidup di sekitar kita, apalagi di musim hujan saat populasi nyamuk meningkat tajam.

Pentingnya Pencegahan Ganda

Moms dan Dads, melihat fakta-fakta tadi, jelas bahwa DBD bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Satu rumah bisa terkena berkali-kali karena virusnya punya banyak tipe, nyamuknya setia di sekitar rumah, dan lingkungan yang kurang bersih memberi peluang penularan terus-menerus.

Pencegahan terbaik dilakukan dengan 3M Plus dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk, dan langkah tambahan seperti menggunakan kelambu, lotion anti-nyamuk, hingga menjaga ventilasi rumah. Selain itu, Moms dan Dads juga bisa melengkapi perlindungan keluarga dengan berkonsultasi kepada dokter tentang vaksinasi DBD. Vaksinasi dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan, sehingga jika virus mencoba menyerang, tubuh kita sudah lebih siap melawannya.3

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/0978 | Aug 2025


 

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2025). About Dengue. Tersedia di: https://www.cdc.gov/dengue/about/index.html. Diakses pada 29 September 2025.
  2. BKK Pangkalpinang. (2025, 18 Oktober). Kenali Nyamuk Aedes aegypti Pembawa Virus Dengue Penyebab Demam Berdarah. Tersedia di: https://bkkpangkalpinang.com/kenali-nyamuk-aedes-aegypti-pembawa-virus-dengue-penyebab-demam-berdarah/#:~:text=18%20Okt%202025)-,Kenali%20Nyamuk%20Aedes%20aegypti%20Pembawa%20Virus%20Dengue%20Penyebab%20Demam%20Berdarah,tropis%20di%20dunia%2C%20termasuk%20Indonesia.&text=Aedes%20aegypti%20mengalamai%20metamorfosis%20sempurna,untuk%20berkembang%20menjadi%20nyamuk%20dewasa.&text=Telur%20menempel%20di%20dinding%20penampungan,bertahan%20lama%20hingga%208%20bulan. Diakses pada 3 November 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025