Perubahan iklim bukan cuma soal cuaca yang makin panas atau musim hujan yang makin nggak bisa ditebak. Buat Moms dan Dads, ini juga berarti tantangan baru dalam menjaga kesehatan keluarga. Salah satu yang sering luput dari perhatian adalah meningkatnya risiko penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Nah, yuk kita bahas kenapa vaksinasi DBD makin relevan di tengah kondisi iklim yang makin ‘nggak jelas’ ini.
Dulu, nyamuk Aedes aegypti punya pola hidup yang relatif bisa diprediksi. Tapi dengan suhu yang lebih hangat dan curah hujan yang nggak teratur, nyamuk jadi bisa berkembang biak lebih cepat dan bertahan lebih lama. Bayangin, genangan air kecil di pot bunga atau tutup ember yang tadinya aman-aman saja, sekarang bisa jadi “sarang” bagi nyamuk untuk berkembang biak. Buat Moms dan Dads yang biasanya baru waspada saat musim hujan, sekarang waktunya waspada sepanjang tahun. Karena nyamuknya udah nggak kenal musim, mereka bisa muncul kapan aja, bahkan saat kita pikir udara lagi adem-ademnya.1
Kalau dulu DBD lebih sering terdengar di wilayah perkotaan yang padat, sekarang banyak laporan muncul dari daerah yang sebelumnya jarang kena. Perubahan suhu dan pola hujan bikin nyamuk bisa “migrasi” ke tempat baru yang dulunya terlalu dingin buat mereka. Artinya, Moms dan Dads yang tinggal di dataran tinggi atau daerah dengan udara sejuk pun sekarang tetap punya risiko. Nggak ada lagi kata “daerahku aman dari DBD”. Semua sudah masuk peta waspada.
Perubahan iklim bikin siklus nyamuk makin cepat. Dari telur sampai jadi nyamuk dewasa, waktunya jadi lebih singkat. Dan kalau sudah dewasa, nyamuk yang terinfeksi virus dengue bisa menularkan ke banyak orang dalam satu kali masa hidupnya. Masalahnya, begitu satu orang kena, lingkungan rumah jadi lebih rawan karena nyamuk bisa menggigit orang lain dan menyebarkan virus lagi.
Perlindungan Tambahan Jadi Kunci
Sekarang, pencegahan nggak bisa lagi setengah-setengah. Perubahan iklim bikin kita harus main di level yang lebih tinggi dalam hal proteksi. Di sinilah vaksinasi DBD jadi langkah tambahan yang makin penting. Dengan vaksinasi, tubuh punya “perisai” untuk melawan virus kalau sewaktu-waktu tergigit nyamuk yang terinfeksi. Apalagi kalau di lingkungan sekitar ada riwayat DBD, risiko itu makin besar.2
Moms dan Dads, perubahan iklim memang bikin tantangan kesehatan semakin besar, tapi bukan berarti kita nggak bisa menghadapinya. Langkah pencegahan harus dilakukan dari hulu sampai hilir. Mulai dari menerapkan 3M Plus setiap hari dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur kembali barang bekas yang bisa jadi sarang nyamuk, plus langkah tambahan seperti memasang kelambu atau menggunakan lotion anti nyamuk karena semuanya penting.3 Dan untuk perlindungan tambahan, jangan ragu konsultasikan ke dokter tentang vaksinasi DBD. Dengan begitu, kita bisa melindungi keluarga bukan hanya dari gigitan nyamuk, tapi juga dari risiko sakit yang bisa datang kapan saja.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
C-ANPROM/ID/QDE/0978 | Aug 2025
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025