Anak, Dewasa, Lansia: Siapa yang Paling Butuh Vaksinasi DBD?

Anak, Dewasa, Lansia: Siapa yang Paling Butuh Vaksinasi DBD?

Moms dan Dads, pernah ga kepikiran siapa sebenarnya yang paling butuh vaksinasi DBD. Anak anak kah. Orang dewasa yang tiap hari kerja ke luar rumah kah. Atau justru para lansia yang tubuhnya sudah tidak sekuat dulu. Pertanyaan ini makin sering muncul karena kasus DBD setiap tahun selalu saja menghantui, apalagi di musim hujan saat nyamuk suka banget bermunculan di mana mana. Dan makin lama, makin jelas bahwa pencegahan itu bukan cuma soal bersih bersih rumah atau pakai lotion anti nyamuk. Ada perlindungan tambahan yang makin penting untuk dipertimbangkan, yaitu vaksinasi DBD.

Sebelum masuk ke siapa yang paling butuh, coba bayangkan dulu situasinya. Moms dan Dads sedang duduk santai sore sore, lalu melihat anak main di teras sambil ketawa ketawa. Di sisi lain, mungkin ada orang tua di rumah yang sedang istirahat. Saat itulah muncul nyamuk Aedes aegypti yang suka menyerang tanpa permisi. Mereka tidak pilih pilih. Yang penting darah manusia. Yang penting bisa melanjutkan siklus hidupnya. Dari sudut pandang nyamuk, semua orang adalah target. Tapi dari sudut pandang kesehatan, ada kelompok kelompok tertentu yang risikonya jauh lebih besar.

Jadi daripada menunggu sampai ada yang sakit dulu baru panik, lebih baik Moms dan Dads memahami siapa yang paling rentan dan kenapa. Karena pembahasan ini bisa jadi penentu keputusan keluarga untuk mengambil perlindungan tambahan agar hidup lebih tenang.
 

Anak-anak Tidak Hanya Rentan, tapi Juga Paling Sering Terkena

Moms dan Dads pasti sering dengar bahwa anak anak adalah kelompok paling rentan terkena DBD. Di balik itu ada alasan yang sangat masuk akal. Sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang.1 Ketika virus dengue masuk, tubuh mereka belum sekuat orang dewasa untuk melawan. Akibatnya gejala bisa jadi lebih parah, dan kalau terlambat ditangani, risiko komplikasi pun meningkat.

Bayangkan seorang anak aktif yang suka main di luar, lompat sana sini, dan penuh rasa ingin tahu. Mereka sering berada di tempat tempat yang tidak selalu aman dari nyamuk. Misalnya bermain di halaman rumah yang banyak pot bunga atau sudut gelap yang jarang dibersihkan. Nyamuk Aedes aegypti sangat suka tempat seperti itu. Begitu dapat momen, mereka langsung hinggap.

Selain itu, anak anak sering tidak sadar kalau sedang digigit. Mereka tetap bermain, tetap berlarian, tanpa merasa ada bahaya. Hal kecil seperti ini justru membuat risiko mereka lebih besar. Dan lebih parah lagi, beberapa anak sulit menyampaikan gejala yang mereka rasakan. Tiba tiba demam tinggi, tiba tiba lemas, Moms dan Dads baru menyadari ketika kondisinya sudah lumayan parah.

Inilah kenapa konsultasi ke dokter tentang vaksinasi menjadi penting untuk anak. Tubuh mereka membutuhkan perlindungan ekstra. Tidak hanya mengandalkan 3M Plus, tapi juga perlindungan dari dalam tubuh mereka sendiri. Dengan vaksinasi, risiko sakit parah akibat dengue dapat berkurang.2 Dan buat Moms dan Dads, rasanya jauh lebih tenang kalau anak bermain tanpa perlu khawatir berlebihan.

Orang Dewasa Sering Menganggap Enteng Padahal Risiko Tetap Ada

Kelompok kedua yang sering kali lupa bahwa dirinya juga rentan adalah orang dewasa. Moms dan Dads, kadang karena sibuk kerja atau mengurus rumah, kita lupa jaga diri sendiri. Biasanya orang dewasa berpikir tubuhnya kuat, imunnya oke, jadi tidak perlu terlalu khawatir dengan DBD. Padahal kenyataannya tidak sesederhana itu.

Orang dewasa justru sering berada di situasi berisiko tinggi. Misalnya saat berangkat kerja pagi pagi ketika nyamuk sedang aktif. Atau waktu pulang sore hari yang juga merupakan jam nyamuk paling agresif.3 Belum lagi lingkungan kantor atau tempat umum yang mungkin ada genangan kecil atau tanaman indoor yang jarang diganti airnya. Semua itu bisa jadi sarang nyamuk.

Ada pula Moms dan Dads yang aktivitasnya banyak di luar ruangan. Entah itu olahraga pagi, lari sore, atau antar jemput anak ke sekolah. Di saat kondisi tubuh sedang lelah, peluang nyamuk untuk menggigit makin besar. Dan walaupun jarang disadari, beberapa orang dewasa bisa mengalami gejala dengue yang lebih berat terutama jika sebelumnya pernah terkena infeksi dengue tipe lain. Infeksi kedua bisa jadi lebih berbahaya.

Jadi kalau berpikir bahwa vaksinasi hanya untuk anak anak, itu keliru besar. Orang dewasa perlu mempertimbangkan konsultasi ke dokter tentang vaksinasi demi menjaga produktivitas, kesehatan, dan keselamatan diri. Apalagi kalau tinggal di daerah endemis atau punya aktivitas harian yang membuat Moms dan Dads sering terekspos nyamuk. Vaksinasi bukan hanya perlindungan buat diri sendiri, tapi juga bentuk tanggung jawab untuk keluarga di rumah.
 

Lansia, Kelompok dengan Risiko Tertinggi Saat Daya Tahan Menurun

Kalau bicara soal kelompok paling rentan, lansia ada di daftar paling atas. Seiring bertambah usia, daya tahan tubuh menurun. Organ organ bekerja lebih lambat. Ketika virus dengue masuk, tubuh tidak mampu melawan seperti saat masih muda. Inilah alasan kenapa lansia bisa mengalami gejala yang lebih berat dan masa pemulihan yang lebih lama.

Bayangkan ada orang tua di rumah. Mereka mungkin tidak sering keluar rumah, tetapi nyamuk tidak peduli soal itu. Asal ada celah, mereka bisa masuk ke kamar, ke ruang tamu, bahkan ke area tidur. Jika lansia sampai terkena DBD, proses penyembuhan biasanya lebih kompleks. Banyak yang memiliki penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan jantung. Kondisi kondisi ini membuat tubuh semakin kesulitan melawan infeksi.

Selain itu, lansia sering tidak menyadari tanda tanda awal dengue. Misalnya mengira demam karena kelelahan. Atau menganggap badan pegal sebagai hal biasa. Saat akhirnya dibawa berobat, kondisinya sudah cukup parah. Moms dan Dads Dads tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi.

Inilah alasan kenapa konsultasi ke dokter tentang vaksinasi bisa menjadi pelindung tambahan yang sangat penting bagi lansia. Mereka membutuhkan daya tahan ekstra untuk menghadapi virus yang semakin sering muncul. Dengan vaksinasi, risiko mereka jatuh sakit parah dapat berkurang, dan kualitas hidup tetap terjaga.

Bertindak dan Jangan Menunda Pencegahan DBD

Moms dan Dads, semua kelompok usia memiliki risiko terkena DBD. Mulai dari anak, dewasa, hingga lansia. Tapi tingkat kerentanannya berbeda. Anak anak paling sering terpapar karena banyak bergerak dan imunnya belum matang. Orang dewasa sering ceroboh karena merasa tubuhnya kuat. Lansia paling riskan karena daya tahan tubuhnya sudah menurun.

Itulah alasan kenapa pencegahan harus dilakukan dari segala arah. Moms dan Dads perlu membiasakan diri menjalankan 3M Plus setiap hari. Menguras tempat yang berpotensi menampung air. Menutup rapat wadah wadah di rumah. Mendaur ulang barang bekas dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.4 Semua ini adalah langkah dasar yang sangat besar pengaruhnya.

Namun pencegahan tidak berhenti disitu saja. Perlindungan tambahan melalui konsultasi ke dokter tentang vaksinasi DBD kini menjadi pilihan penting yang layak dipertimbangkan untuk semua anggota keluarga, terutama bagi yang risikonya lebih tinggi. Konsultasikan ke dokter mengenai kapan waktu terbaik untuk vaksinasi dan siapa saja yang seharusnya mendapatkan prioritas. Dengan kombinasi 3M Plus dan vaksinasi, Moms dan Dads dapat menciptakan benteng perlindungan yang jauh lebih kuat untuk keluarga tercinta. Semoga semua selalu sehat dan terhindar dari DBD.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis.

C-ANPROM/ID/QDE/1070 | Nov 2025








 

Referensi:

  1. Universitas Gadjah Mada. (2025, 6 Oktober). Anak Lebih Rentan Kena DBD, Guru Besar UGM Sebut Gejala yang Patut Diwaspadai. Tersedia di: https://ugm.ac.id/id/berita/anak-lebih-rentan-kena-dbd-guru-besar-ugm-sebut-gejala-yang-patut-diwaspadai. Diakses pada 25 November 2025.
  2. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Waspada DBD, Dengue Ganas di Suhu Tinggi. Tersedia di: https://kemkes.go.id/id/waspada-dbd-dengue-ganas-di-suhu-tinggi kemkes.go.id+1 Diakses pada 25 November 2025.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025