Warna Baju yang Paling Menarik Nyamuk! Jangan-jangan Kamu Suka Pakai!

Warna Baju yang Paling Menarik Nyamuk! Jangan-jangan Kamu Suka Pakai!

 

Moms dan Dads, pernah ga sih lagi enak nongkrong di teras, suasananya adem, angin sore nyantai, lalu tiba tiba ada gerombolan nyamuk yang datang tanpa permisi. Rasanya langsung bete. Dan yang bikin makin heran, kok ya mereka lebih sering hinggap ke orang tertentu. Padahal di tempat yang sama, kondisi sama, tapi yang digigit cuma satu dua orang saja. Di titik ini biasanya muncul pertanyaan yang cukup sering dibahas para ahli maupun netizen. Apakah warna baju yang kita pakai bisa bikin nyamuk makin tertarik. Jawabannya ternyata iya banget.

Fenomena ini bukan sekadar mitos. Nyamuk terutama Aedes aegypti punya cara unik dalam mencari mangsa. Warna pakaian ternyata punya pengaruh besar. Dan ini jadi penting banget buat Moms dan Dads yang ingin meminimalkan risiko tergigit nyamuk terutama di musim hujan ketika kasus DBD mulai naik.

Mumpung kita ngobrol santai, yuk kita dalami satu per satu supaya makin paham. Biar kalau besok pilih outfit buat ke luar rumah atau aktivitas di dalam rumah pun bisa lebih waspada. Jangan sampai kita tanpa sadar memakai warna yang justru bikin nyamuk datang rame rame.

Kenapa Nyamuk Bisa Suka Warna Tertentu

Moms dan Dads perlu tahu dulu bahwa mata nyamuk bekerja dengan cara yang berbeda dari mata manusia. Kita mungkin melihat warna sebagai bagian dari gaya atau identitas, tapi buat nyamuk warna adalah sinyal kuat yang memandu mereka mendekati calon mangsa. Aedes aegypti memiliki sensor visual yang peka terhadap warna kontras tinggi dan gelap. Nyamuk memadukan indra pencium dan penglihatan saat mencari korban. Bau napas dan keringat manusia (CO₂ dan senyawa kulit) memperingatkan nyamuk akan keberadaan inang, lalu matanya mencari sinyal visual yang sesuai. Panjang gelombang merah-oranye sangat penting, kulit manusia memancarkan pantulan panjang gelombang merah-oranye kuat yang menarik mata nyamuk. Pakaian gelap membuat orang tampak lebih “menonjol” dan menarik nyamuk lebih banyak, terutama di area berisiko penyakit nyamuk (malaria, dengue, Zika.). Sebaliknya, penelitian lapangan menunjukkan pakaian putih/terang paling tidak menarik perhatian nyamuk.1

Kalau dipikir pikir, nyamuk ini makhluk kecil tapi instingnya kuat banget. Mereka bisa menggabungkan aroma, panas, dan warna sekaligus hanya untuk mencari darah manusia. Dan darah manusia bagi mereka adalah sumber energi untuk bertelur. Jadi ketika Moms dan Dads mengenakan warna yang mereka anggap paling mudah dikenali, otomatis peluang tergigit jadi lebih besar.

Warna yang Paling Aman untuk Mengurangi Risiko Gigitan

Kalau sudah paham warna apa yang disukai nyamuk, pertanyaan selanjutnya pasti muncul. Jadi warna apa yang aman digunakan. Nah, tenang Moms dan Dads. Kita bukan lagi ngomongin fashion lawan nyamuk, tapi setidaknya bisa jadi pertimbangan supaya lebih aman dari gigitan.

Untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk, disarankan menggunakan warna pakaian yang terang dan menghindari warna gelap. Warna-warna yang dianjurkan seperti putih, krem, pastel, biru muda, hijau muda, kuning muda, dan warna terang lainnya cenderung kurang menarik bagi nyamuk secara visual. Sebaliknya, warna-warna yang sebaiknya dihindari adalah hitam, biru tua atau navy, merah tua, oranye, dan warna gelap dengan kontras tinggi karena warna-warna tersebut sangat menarik perhatian nyamuk. Dengan memilih warna-warna terang ini, risiko terkena gigitan nyamuk dapat diminimalisir secara praktis.1

 

Misalnya Moms dan Dads sedang piknik di sore hari. Jika memakai pakaian terang, nyamuk akan jauh lebih bingung menangkap siluet tubuh dibanding jika Moms dan Dads memakai warna gelap. Bayangkan saja seperti menyembunyikan diri dari makhluk kecil yang sangat bergantung pada visual. Dengan warna cerah, tubuh kita seolah menyatu dengan cahaya sekitar sehingga lebih sulit terlihat.

Namun tentu saja pakaian bukan satu satunya faktor. Suhu tubuh, keringat, bahkan produk skincare tertentu juga memicu nyamuk datang. Jadi meskipun Moms dan Dads sudah memakai warna aman, tetap bisa digigit jika faktor pendukung lainnya aktif. Hanya saja dengan warna terang, peluangnya jauh lebih kecil.

Karena Aedes aegypti paling aktif pagi dan sore, dua waktu itu adalah momen yang paling tepat untuk waspada. Jika Moms dan Dads hendak bepergian, olahraga luar ruangan, antar jemput anak, atau sekadar menyiram tanaman, sebaiknya kenakan pakaian yang warnanya tidak memancing perhatian nyamuk. Ditambah lagi kalau cuaca sedang lembap, biasanya aktivitas nyamuk makin agresif.

Dengan mengetahui ini, Moms dan Dads jadi bisa atur strategi yang lebih bijak. Outfit tetap kece tapi aman dari gigitan. Kalau bisa selamat dari nyamuk dan tetap tampil gaya, kenapa engga.

Nyamuk Tidak Hanya Tertarik Warna tapi Lingkungan Juga Berperan Besar

Ada satu hal penting yang sering dilupakan. Warna memang mempengaruhi ketertarikan nyamuk, tapi lingkungan di sekitar Moms dan Dads jauh lebih menentukan. Aedes aegypti sangat suka tempat yang lembap, teduh, dan dekat dengan genangan air. Jadi seberapa pun cerah warna pakaian Moms dan Dads, kalau berdiri atau duduk di area yang jadi sarang nyamuk, ya mereka tetap datang.

Contohnya area belakang rumah yang jarang tersentuh matahari. Ember yang tidak tertutup. Vas bunga berisi air. Bahkan tutup botol kecil yang menampung sedikit air pun bisa jadi tempat berkembang biak. Nyamuk betina bisa bertelur puluhan butir dalam satu siklus, dan ketika semua menetas, rumah langsung terasa penuh serangga kecil yang siap menggigit.

Lingkungan yang tidak bersih tidak hanya jadi tempat bermain nyamuk dewasa, tapi juga tempat menetasnya jentik. Dan ini bahaya banget, Moms dan Dads. Sebab begitu jentik berubah dewasa, jumlah nyamuk meningkat sangat cepat. Kalau sudah begitu, mereka tidak lagi peduli warna baju yang kita kenakan. Mereka hanya butuh darah agar bisa melanjutkan siklusnya.

Karena itu pengendalian nyamuk tidak cukup hanya dengan strategi pakaian. Rumah dan lingkungan harus ikut ditangani. Bayangkan kalau Moms dan Dads sudah memilih baju warna terang tapi di halaman samping masih ada baskom penuh air hujan. Akhirnya nyamuk tetap banyak dan risiko terkena DBD tetap tinggi.

Di sinilah pentingnya Moms dan Dads memahami bahwa pencegahan DBD adalah kombinasi dari banyak tindakan. Tidak cukup hanya satu. Dan semuanya dimulai dari kebiasaan harian yang konsisten.

Pencegahan DBD itu yang Utama!

Menutup pembahasan ini, Moms dan Dads, nyamuk Aedes aegypti memang punya preferensi warna yang kuat. Tapi perlindungan terbaik tidak berhenti pada pilihan pakaian semata. Justru pondasi utamanya adalah kebiasaan melakukan 3M Plus secara rutin. Menguras tempat yang menampung air, menutup rapat semua wadah, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air adalah langkah yang sangat besar pengaruhnya. Ditambah lagi tindakan tambahan seperti menggunakan lotion anti nyamuk, memasang kelambu, memperbaiki ventilasi, hingga menjaga kebersihan rumah secara keseluruhan.2

Setelah itu jangan lupa satu hal yang makin penting dari tahun ke tahun. Perlindungan tambahan berupa konsultasi ke dokter tentang vaksinasi DBD. Moms dan Dads bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah vaksin ini cocok untuk anggota keluarga dan kapan waktu terbaik untuk menjalaninya. Kombinasi antara kebiasaan 3M Plus dan vaksinasi DBD memberikan perlindungan yang jauh lebih kuat dibanding hanya mengandalkan satu cara saja.3

Jadi tetap tampil gaya boleh. Tapi tetap waspada juga wajib. Moms dan Dads bisa tetap bebas beraktivitas tanpa diganggu nyamuk, selama memahami cara kerja mereka dan tahu bagaimana melindungi keluarga. Semoga sehat selalu.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis.

C-ANPROM/ID/QDE/1070 | Nov 2025

 

Referensi:

  1. RRI. (2025). Warna Apa Saja yang Disukai Nyamuk, Berikut Penjelasannya. Tersedia di: https://rri.co.id/bovendigoel/cek-fakta/1513126/warna-apa-saja-yang-disukai-nyamuk-berikut-penjelasannya. Diakses pada 25 November 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025