Fase Kritis DBD, Waspada Merasa Seperti Sudah Sembuh!

Fase Kritis DBD, Waspada Merasa Seperti Sudah Sembuh!

Banyak yang mengira kalau demam berdarah dengue (DBD) itu cuma masalah demam tinggi saja. Padahal, penyakit ini punya perjalanan yang cukup rumit. Awalnya, gejala memang terlihat seperti flu biasa seperti demam, badan pegal, sakit kepala. Namun, DBD punya fase yang jauh lebih berbahaya, terutama yang disebut fase kritis.

Fase ini biasanya muncul di hari ke-3 sampai ke-7 sejak demam pertama kali muncul. Anehnya, pada fase ini suhu tubuh penderita justru bisa turun. Banyak orang yang salah sangka dan mengira ini tanda kesembuhan, padahal justru saat inilah risiko komplikasi meningkat. Kalau diabaikan, bisa terjadi kebocoran plasma darah yang berujung pada syok atau bahkan kematian.1

Kenapa Fase Kritis Sangat Berbahaya

Yang bikin fase kritis ini mengkhawatirkan adalah gejalanya sering tidak mencolok. Saat demam turun, penderita mungkin merasa lebih enak, nafsu makan mulai kembali, bahkan ada yang sudah mau beraktivitas lagi. Tapi dibalik itu, tubuh sedang menghadapi tantangan berat.

Di fase ini, pembuluh darah menjadi lebih rapuh, dan cairan dari pembuluh darah bisa merembes keluar ke jaringan tubuh. Akibatnya, volume darah menurun drastis, tekanan darah jatuh, dan organ vital kekurangan suplai darah. Kalau tidak cepat ditangani, bisa menyebabkan syok dengue.

Inilah kenapa pengawasan ketat selama fase ini sangat penting. Bahkan jika demam sudah reda, pemeriksaan medis tetap wajib dilakukan sampai dokter memastikan kondisinya benar-benar aman.

Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

Moms dan Dads perlu tahu tanda-tanda yang menandakan fase kritis DBD. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sering disertai tanda bahaya berupa muntah yang terus menerus, nyeri perut, perdarahan pada kulit, dari hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah.
  • Pada fase ini juga dapat ditemukan badan dingin (terutama pada ujung lengan dan kaki) sebagai tanda syok, tampak lemas, bahkan terjadi penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai peningkatan nilai hematokrit yang nyata.1

Kalau gejala ini muncul, jangan tunggu sampai parah. Segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan. Ingat, DBD itu tidak bisa dianggap enteng, dan penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa.

Peran Keluarga dalam Pencegahan dan Penanganan

Kunci untuk menghindari fase kritis DBD adalah pencegahan dan deteksi dini. Sebagai keluarga, Moms dan Dads bisa mulai dari hal sederhana: menjaga kebersihan rumah, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu waspada terhadap gejala awal. Jika ada anggota keluarga yang demam tinggi mendadak, apalagi di musim hujan atau di daerah yang sedang banyak kasus DBD, segera periksakan ke dokter. Lebih cepat tahu, lebih cepat tertangani.

Moms dan Dads, DBD bisa dicegah dengan langkah yang konsisten. Terapkan 3M Plus setiap hari seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, serta melakukan langkah tambahan seperti menggunakan obat anti-nyamuk atau memasang kelambu.2 Dan untuk perlindungan tambahan, konsultasikan dengan dokter seputar vaksinasi DBD.3 Vaksin bisa menjadi lapisan perlindungan tambahan yang membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Pencegahan lebih murah, aman, dan nyaman dibandingkan biaya dan risiko yang harus dihadapi jika sudah masuk fase kritis.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/0978 | Aug 2025

 

Referensi:

  1. Djatnika Setiabudi. (2019). Memahami Demam Berdarah Dengue (Bagian 2). IDAI – Seputar Kesehatan Anak. Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue-bagian-2. Diakses pada 7 Juli 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025