Setiap musim hujan datang, berita tentang meningkatnya kasus DBD seakan jadi pengingat bahwa nyamuk Aedes aegypti tidak pernah benar-benar pergi. Nyamuk ini bisa berkembang biak dengan cepat di genangan air kecil, dan gigitan satu nyamuk saja bisa membuat seseorang terinfeksi virus dengue.

Tapi kabar baiknya, kini Moms dan Dads tidak perlu hanya bergantung pada pengusir nyamuk atau pembersihan rumah semata. Selain langkah 3M Plus, sekarang sudah tersedia vaksin DBD yang bisa memberikan perlindungan tambahan bagi seluruh keluarga, terutama anak-anak yang lebih rentan terhadap infeksi dengue.

Masalahnya, banyak orangtua masih berpikir bahwa vaksin DBD sulit dijangkau atau hanya tersedia di rumah sakit besar. Padahal, sekarang akses vaksinasi jauh lebih mudah! Banyak klinik dan fasilitas kesehatan terdekat sudah menyediakan layanan vaksin DBD untuk masyarakat umum. Jadi, tidak perlu menunggu sampai musim hujan datang atau menunggu kasus meningkat dulu, Moms dan Dads bisa mulai melindungi keluarga hari ini juga.

Seberapa Penting Sih, Vaksin DBD Itu?

DBD bukan penyakit biasa yang bisa hilang dengan obat atau istirahat beberapa hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ketika seseorang terkena DBD, tubuh akan mengalami demam tinggi, nyeri sendi, sakit kepala, hingga bisa membahayakan.¹

Yang lebih menakutkan, Moms dan Dads, virus dengue punya empat jenis serotipe (DENV-1 sampai DENV-4). Artinya, walaupun seseorang sudah pernah terkena DBD satu kali, masih bisa terkena lagi oleh serotipe lain di kemudian hari. Bahkan infeksi kedua bisa lebih berat dan berisiko tinggi menyebabkan komplikasi serius.²

Nah, di sinilah vaksin DBD memainkan peran penting. Vaksin ini membantu tubuh membentuk antibodi terhadap keempat jenis virus dengue tersebut. Jadi ketika ada paparan virus di masa depan, tubuh sudah lebih siap untuk melawan dan mencegah gejala parah.

Selain itu, vaksin DBD juga sudah melalui proses penelitian panjang dan pengujian yang ketat oleh para ahli serta mendapat rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia. Jadi, Moms dan Dads tidak perlu khawatir soal keamanannya. Banyak dokter anak dan klinik kini menyarankan vaksin DBD sebagai bagian dari perlindungan keluarga yang tinggal di daerah dengan risiko tinggi seperti di Indonesia, di mana nyamuk pembawa dengue bisa hidup hampir sepanjang tahun.

Cara Mudah Menemukan Lokasi Konsultasi Vaksin DBD Terdekat

Nah, kabar baiknya lagi, sekarang Moms dan Dads tidak perlu repot mencari klinik satu per satu untuk mendapatkan vaksin DBD. Semua bisa dilakukan dengan cara cepat dan praktis melalui situs CegahDBD.com.

Di situs ini, ada fitur bernama “Lokasi Vaksin DBD” yang memudahkan Moms dan Dads menemukan klinik terdekat yang menyediakan layanan vaksinasi dengue. Caranya pun sangat mudah:

1. Buka situs CegahDBD.com melalui ponsel atau komputer.
2. Pilih menu “Lokasi Vaksin DBD”.
3. Ketik nama kota atau wilayah tempat tinggal Moms dan Dads.
4. Dalam hitungan detik, akan muncul daftar klinik atau rumah sakit terdekat yang menyediakan vaksin DBD lengkap dengan alamat dan kontaknya.

Fitur ini dirancang agar orangtua tidak perlu bingung lagi mencari lokasi vaksinasi yang terpercaya. Moms dan Dads bisa langsung memilih waktu yang tepat untuk datang bersama anak atau keluarga, dan bahkan bisa menghubungi pihak klinik untuk membuat janji vaksinasi terlebih dahulu.

Tak hanya memudahkan pencarian, CegahDBD.com juga menyediakan berbagai informasi edukatif seputar pencegahan DBD mulai dari langkah menjaga kebersihan rumah, cara membasmi jentik nyamuk, hingga informasi seputar vaksin yang aman untuk anak dan dewasa. Semua dikemas dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, jadi cocok banget untuk dibaca seluruh anggota keluarga.

Lindungi Keluarga dari Nyamuk, Mulai dari Sekarang

Moms dan Dads, DBD bukan ancaman musiman lagi. Nyamuk kini bisa berkembang biak bahkan di musim kemarau, selama ada air yang tergenang. Itu sebabnya kita tidak boleh lengah dan harus terus menerapkan langkah pencegahan setiap hari.

Mulailah dari hal kecil tapi berdampak besar, yaitu penerapan 3M Plus:

• Menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali,
• Menutup rapat wadah air agar nyamuk tidak bisa bertelur,
• Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air hujan.

Sementara “Plus”-nya bisa dilakukan dengan cara lain seperti memakai lotion anti-nyamuk, menggunakan kelambu, atau menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah.³

Namun, jangan berhenti disitu saja. Konsultasikan tentang vaksinasi DBD. Dengan vaksin, tubuh memiliki benteng tambahan melawan virus dengue, sehingga risiko terkena DBD berat dapat ditekan.⁴

Dan yang paling penting, jangan bingung mencari tempat vaksinasi, ya Moms dan Dads! Cukup buka CegahDBD.com dan gunakan fitur “Lokasi Vaksin DBD” untuk menemukan klinik atau fasilitas kesehatan terdekat. Praktis, cepat, dan pastinya membantu keluarga mendapatkan perlindungan terbaik tanpa ribet.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/1023 | Okt 2025

Referensi:

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai. Ayo Sehat. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai . Diakses pada 7 Juli 2025.
2. Gavi, the Vaccine Alliance. (2024, 30 Januari). Why a second dengue infection can be deadlier than the first. Tersedia di: https://www.gavi.org/vaccineswork/why-second-dengue-infection-can-be-deadlier-first. Diakses pada 29 Oktober 2025.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
4. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.