Pakai Obat Nyamuk Elektrik atau Tradisional? Pilihan Terbaik untuk Cegah DBD

Pakai Obat Nyamuk Elektrik atau Tradisional? Pilihan Terbaik untuk Cegah DBD

Moms dan Dads pasti sudah tidak asing lagi dengan bunyi khas “zzzz…” nyamuk yang suka mengganggu waktu istirahat malam. Kadang baru saja rebahan, tiba-tiba suara itu lewat di telinga dan langsung refleks tepuk kanan-kiri. Rasanya menyebalkan, apalagi kalau si kecil sampai digigit dan bentol-bentol keesokan paginya.

Bicara soal cara mengusir nyamuk, zaman sekarang pilihannya banyak banget. Ada obat nyamuk tradisional seperti bakar dan semprot, ada juga obat nyamuk elektrik yang tinggal colok dan beres. Tapi, mana sih yang sebenarnya paling efektif dan aman buat keluarga? Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Obat Nyamuk Tradisional

Dulu, sebelum ada listrik di semua rumah, obat nyamuk bakar sudah jadi pahlawan sejuta umat. Bentuknya spiral, aromanya khas, dan selalu jadi tanda malam di rumah nenek. Kalau tercium baunya, langsung kebayang suasana kampung dan angin semilir, lampu bohlam redup, dan suara jangkrik bersahut-sahutan.

Tapi Moms dan Dads, meski ampuh bikin nyamuk kabur, ternyata asap dari obat nyamuk bakar mengandung partikel halus yang bisa berdampak pada saluran pernapasan, terutama jika digunakan di ruangan tertutup. Beberapa penelitian juga menyebutkan kalau penggunaan jangka panjang bisa memicu iritasi atau bahkan gangguan paru-paru ringan.

Alternatif lainnya, ada obat nyamuk semprot. Bentuknya praktis, tinggal tekan dan nyamuk langsung tumbang. Tapi yang sering terlupa, cairan semprot ini mengandung bahan kimia seperti DEET yang bisa berbahaya kalau terhirup terlalu sering.1 Apalagi kalau disemprot dekat makanan atau di kamar anak yang masih kecil.

Namun bukan berarti obat nyamuk tradisional harus ditinggalkan sepenuhnya. Kuncinya ada pada cara dan frekuensi pemakaian. Gunakan di ruang terbuka atau pastikan ventilasi udara cukup, dan jangan menyalakan obat nyamuk bakar di ruangan tertutup dalam waktu lama. Dengan begitu, manfaatnya tetap terasa tanpa bikin risiko baru.

Obat Nyamuk Elektrik

Sekarang kita beralih ke gaya hidup masa kini yaitu obat nyamuk elektrik. Tinggal colok ke stop kontak, dan aroma lembutnya bekerja mengusir nyamuk tanpa asap. Beberapa produk bahkan dilengkapi sensor otomatis atau bisa diatur durasi nyalanya. Praktis banget, kan?

Jenisnya pun beragam. Ada yang berupa cairan isi ulang, ada juga yang berbentuk mat (lembaran tipis yang dipanaskan). Karena tanpa asap dan bau menyengat, banyak keluarga muda memilih cara ini karena dianggap lebih “ramah rumah”.

Tapi Moms dan Dads tetap perlu tahu, obat nyamuk elektrik tetap mengandung bahan aktif kimia, meski dalam kadar yang lebih rendah. Kalau alatnya digunakan terus-menerus tanpa ventilasi udara yang baik, bisa membuat udara dalam ruangan terasa pengap.

Selain itu, perhatikan juga waktu pakai dan kualitas produknya karena bisa saja kandungan bahan aktifnya tidak terkontrol. Pastikan selalu ada jarak antara alat dan posisi tidur si kecil agar tidak terhirup langsung.

Beberapa Moms juga memilih alternatif obat nyamuk elektrik alami, seperti diffuser dengan minyak esensial sereh, lavender, atau eucalyptus. Selain wanginya menyegarkan, bahan-bahan ini dipercaya bisa membantu menghalau nyamuk secara alami tanpa bahan kimia berat.

Jadi, kalau ditanya mana yang lebih baik antara elektrik atau tradisional? Jawabannya tergantung situasi dan kebutuhan keluarga. Yang penting, selalu gunakan dengan bijak dan aman.

Cegah DBD Bukan Hanya Soal Obat Nyamuk

Nah Moms dan Dads, penting diingat bahwa obat nyamuk bukanlah solusi utama untuk mencegah DBD. Obat nyamuk hanya membantu mengusir, tapi tidak menghentikan nyamuk berkembang biak. Kalau di sekitar rumah masih banyak genangan air bersih, nyamuk Aedes aegypti akan tetap datang kembali.

Nyamuk ini punya kebiasaan unik yaitu mereka senang bertelur di air bersih dan tenang, seperti ember, tatakan pot, atau tempat minum hewan peliharaan. Bahkan tutup botol air mineral pun bisa jadi tempat tumbuh jentik!

Karena itu, pencegahan terbaik tetap dengan menerapkan 3M Plus setiap hari:

  1. Menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali.
  2. Menutup rapat wadah air agar nyamuk tidak bisa bertelur.
  3. Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.

Dan “Plus”-nya bisa dilakukan dengan berbagai cara tambahan, seperti memakai lotion anti nyamuk, memasang kelambu, atau menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender. Tapi sekarang, Moms dan Dads juga sudah bisa menambahkan satu lapisan perlindungan tambahan yang dulu belum ada, yaitu vaksinasi DBD.2

Vaksin ini membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap virus dengue3, sehingga bila terinfeksi, risiko mengalami DBD berat bisa jauh berkurang. Langkahnya pun mudah. Moms dan Dads cukup konsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mengetahui apakah anggota keluarga sudah memenuhi syarat untuk vaksinasi. Biasanya, vaksin direkomendasikan bagi anak dan orang dewasa dalam rentang usia tertentu yang tinggal di wilayah dengan risiko tinggi.

Dan yang paling penting tetap kesadaran dan kebiasaan kita dalam menjaga kebersihan lingkungan. Rumah yang bersih, ventilasi cukup, dan bebas genangan air adalah benteng pertahanan pertama melawan nyamuk penyebab DBD.

Tidak ada gunanya wangi obat nyamuk jika ember di belakang rumah masih berisi air yang tak pernah dikuras. Tidak ada artinya alat elektrik mahal jika tatakan dispenser masih jadi sarang jentik. Karena nyamuk tidak peduli seberapa modern alat pengusirnya mereka hanya butuh tempat kecil untuk berkembang biak.

Maka, yuk Moms dan Dads, mulai hari ini kita ubah cara pandang dengan bukan cuma mengusir nyamuk, tapi memutus siklus hidupnya. Cek rumah setiap akhir pekan, libatkan anak-anak agar mereka juga paham pentingnya kebersihan lingkungan. Dengan begitu, kita bukan cuma melindungi rumah sendiri, tapi juga ikut menjaga lingkungan sekitar. Dan jangan lupa, konsultasikan tentang vaksinasi DBD. Konsultasikan ke dokter untuk tahu waktu terbaiknya, agar Moms dan Dads, dan si kecil bisa beraktivitas tanpa rasa khawatir.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/1023 | Okt 2025

 

Referensi:

  1. RRI. (2025, 30 Agustus). Waspada! Terlalu Sering Menghirup Obat Nyamuk. Tersedia di: https://rri.co.id/kesehatan/1801946/waspada-terlalu-sering-menghirup-obat-nyamuk. Diakses pada 28 Oktober 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025