Untuk Pertama Kali dalam Sejarah! Nyamuk ditemukan di Islandia? Masih Adakah Tempat yang Aman?

Untuk Pertama Kali dalam Sejarah! Nyamuk ditemukan di Islandia? Masih Adakah Tempat yang Aman?

Moms dan Dads, dikutip dari CNN Indonesia, dunia dibuat terkejut oleh kabar tak biasa, untuk pertama kalinya dalam sejarah, nyamuk ditemukan di Islandia. Negara yang selama ini dikenal dengan suhu dingin ekstrem, es abadi, dan minim serangga ternyata mulai “diserbu” juga oleh makhluk kecil penghisap darah ini.

Tiga ekor nyamuk teridentifikasi di daerah Kjos, wilayah lembah pedesaan dekat Hvalfjordur. Awalnya, penemuan ini dikira hal sepele, tapi ketika para ahli memastikan bahwa itu memang spesies nyamuk Culiseta annulata jenis nyamuk tahan dingin yang lazim di Eropa utara. Nyamuk biasanya bersembunyi dan menghangatkan diri di tempat teduh seperti gudang atau kandang saat musim dingin. Untuk pertama kalinya, Islandia mulai dihuni nyamuk, yang sebelumnya hanya muncul dari pesawat internasional. Ilmuwan sudah memprediksi hal ini sejak spesies penggigit mulai berkembang biak di sana pada 2015. Fenomena ini menunjukkan pengaruh perubahan iklim yang memperluas habitat nyamuk ke wilayah yang dulu terlalu dingin. Umumnya, nyamuk hanya aktif di suhu di atas 10°C. “Nyamuk ini kemungkinan besar akan menetap di sini,” ujar ahli entomologi Matthias Alfredsson.1

Ketika Nyamuk Mulai Menyebar ke Ujung Dunia

Moms dan Dads, siapa sangka, serangga kecil yang sering kita tepuk di rumah ini ternyata sedang “menaklukkan dunia.” Nyamuk bukan cuma jago bertahan hidup di daerah tropis seperti Indonesia, tapi kini mereka sudah bisa beradaptasi di tempat yang sebelumnya mustahil  bahkan di negeri es seperti Islandia.

Fenomena ini erat kaitannya dengan perubahan iklim global. Saat suhu bumi meningkat, wilayah yang dulunya terlalu dingin kini mulai menghangat, memberi kesempatan bagi nyamuk untuk berkembang biak. Dulu, Islandia dikenal bebas nyamuk karena suhu ekstrem membuat telur nyamuk tak bisa menetas. Tapi kini, suhu musim panas yang makin tinggi membuat siklus hidup nyamuk bisa berjalan sempurna.

Bayangkan, Moms dan Dads, kalau nyamuk saja bisa bertahan di suhu sedingin itu, berarti mereka akan makin mudah hidup di negara-negara lain yang lebih hangat. Dan ini bisa berarti satu hal yaitu risiko penularan penyakit akibat nyamuk akan semakin luas.

Nyamuk bukan cuma soal gatal setelah digigit. Mereka bisa jadi pembawa virus berbahaya seperti malaria, zika, chikungunya, hingga demam berdarah dengue (DBD) yang masih jadi masalah besar di Indonesia sampai sekarang.

Ancaman Nyamuk Tak Kenal Batas

Kalau Islandia yang dingin saja sudah mulai punya nyamuk, bagaimana dengan Indonesia yang beriklim tropis? Jawabannya jelas kita harus makin waspada. Indonesia merupakan “rumah nyaman” bagi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD. Nyamuk jenis ini sangat pintar mencari tempat untuk berkembang biak dengan cukup air bersih yang tergenang beberapa hari saja, mereka sudah bisa bertelur.

Yang sering mengejutkan, Moms dan Dads, sarang nyamuk ternyata bukan cuma di luar rumah. Tutup botol air mineral, wadah pot bunga, tempat minum hewan peliharaan, bahkan tatakan dispenser bisa jadi rumah bagi jentik nyamuk. Dan yang bikin ngeri, satu nyamuk betina bisa menghasilkan ratusan telur!

Perubahan iklim dan pola hidup manusia memperburuk keadaan. Curah hujan yang tidak menentu, ditambah kebiasaan menumpuk barang bekas, memberi ruang lebih bagi nyamuk untuk berkembang. Jadi, meski Indonesia punya banyak program pemberantasan DBD, kalau Moms dan Dads tidak aktif mencegah di rumah sendiri, nyamuk tetap bisa menang.

3M Plus dan Vaksinasi DBD Jadi Benteng Perlindungan

Sekarang kita tahu, nyamuk bukan cuma masalah daerah tropis, tapi masalah global. Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya adalah cegah sebelum terjadi.

Cara paling mudah adalah menerapkan 3M Plus di rumah setiap hari:

  1. Menguras tempat penampungan air secara rutin.
  2. Menutup rapat wadah air agar nyamuk tak bisa bertelur.
  3. Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.

Dan “Plus”-nya adalah berbagai langkah tambahan seperti memakai lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, hingga menjaga kebersihan lingkungan sekitar.2

Namun, Moms dan Dads, di tengah perubahan iklim yang makin tak bisa ditebak, kadang 3M Plus saja belum cukup. Di sinilah vaksinasi DBD berperan sebagai perlindungan tambahan. Vaksin membantu tubuh mengenali virus dengue lebih awal sehingga bila terpapar, risiko terkena DBD berat bisa berkurang.3

Bayangkan, alih-alih cemas setiap kali anak demam, Moms dan Dads bisa merasa lebih tenang karena keluarga sudah memiliki lapisan perlindungan tambahan. Tentunya, sebelum vaksinasi, konsultasikan dulu ke dokter untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang jadwal, manfaat, dan jenis vaksin yang sesuai dengan kondisi keluarga.

Kisah tentang nyamuk yang kini menetap di Islandia bukan sekadar berita unik, tapi peringatan nyata bagi kita semua. Dunia sedang berubah, dan perubahan itu turut membawa nyamuk ke tempat-tempat yang dulunya tak terbayangkan.

Jangan tunggu sampai DBD menyerang baru bertindak. Mulailah dari hal sederhana: cek ember di belakang rumah, buang air yang menggenang di pot bunga, dan ajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Jadi, Moms dan Dads, meski nyamuk kini bisa hidup di Islandia, pastikan rumah kita bukan “rumah nyaman” buat mereka. Yuk, terus terapkan 3M Plus dan konsultasikan ke dokter tentang vaksinasi DBD agar keluarga selalu aman dari ancaman demam berdarah. 

 

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi

C-ANPROM/ID/QDE/1023 | Okt 2025




 

Referensi:

  1. CNN Indonesia. (2025, 21 Oktober). Pertama dalam sejarah, nyamuk ditemukan di Islandia. Tersedia di: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20251021145704-134-1286919/pertama-dalam-sejarah-nyamuk-ditemukan-di-islandia. Diakses pada 28 Oktober 2025.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  3. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025