Virus Dengue! Kenapa Begitu Berbahaya?

Virus Dengue! Kenapa Begitu Berbahaya?

Kalau ngomongin soal penyakit yang sering bikin orang tua was-was, demam berdarah dengue alias DBD pasti masuk daftar teratas. Penyakit ini datangnya suka tiba-tiba, bikin anak atau anggota keluarga mendadak demam tinggi, lalu panik pun nggak bisa dihindari. Semua itu gara-gara satu penyebab utama yaitu virus dengue.

Moms dan Dads, pernah kepikiran nggak sih, kenapa virus dengue ini bisa begitu berbahaya? Kok bisa bikin banyak orang sampai harus dirawat di rumah sakit, bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa? Nah, artikel ini bakal kupas tuntas tentang betapa “ngeri”-nya virus ini dengan bahasa santai supaya gampang dipahami. Yuk, simak sampai akhir!

Asal Usul dan Cara Kerja Virus Dengue 

Virus dengue bukan pemain baru, Moms dan Dads. Virus ini udah lama banget ada di dunia, dan penyebarannya terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Penyebar utamanya? Siapa lagi kalau bukan nyamuk Aedes aegypti yang terkenal dengan belang-belang putih di kakinya. Nyamuk ini jadi “kurir” utama yang nganterin virus ke tubuh manusia.

Cara kerjanya lumayan unik. Begitu nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue menggigit manusia, virusnya langsung masuk ke aliran darah. Di dalam tubuh, virus ini menyerang sel-sel sistem kekebalan, bikin tubuh jadi kewalahan ngelawan.1 Itulah kenapa penderita sering ngerasain demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot, sampai ruam merah di kulit.

Yang bikin makin berbahaya, virus dengue punya empat serotipe berbeda yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.2 Artinya, meski seseorang pernah kena DBD sekali, bukan berarti dia kebal seumur hidup. Kalau kena serotipe lain di kemudian hari, justru risikonya bisa lebih parah. Jadi, bukan cuma sekali lewat aja, Moms dan Dads.

Kenapa Bisa Jadi Begitu Parah?

Moms dan Dads mungkin sering dengar kalau DBD bisa bikin kondisi pasien cepat memburuk. Nah, ini ada hubungannya sama respons tubuh kita terhadap virus dengue. Ketika tubuh terinfeksi untuk kedua kalinya dengan serotipe yang berbeda, sistem imun malah bisa “salah paham”. Alih-alih melawan, antibodi yang terbentuk dari infeksi sebelumnya justru bikin virus lebih gampang menyebar. Fenomena ini disebut antibody-dependent enhancement.

Akibatnya, infeksi kedua bisa jauh lebih berbahaya dibanding yang pertama. Tubuh bisa mengalami kebocoran plasma, penurunan jumlah trombosit drastis, sampai bisa mengancam nyawa.3

Selain itu, virus dengue juga pintar “ngacak-ngacak” sistem peredaran darah. Pembuluh darah jadi lebih rapuh, sehingga risiko perdarahan meningkat. Makanya, gejala seperti mimisan, gusi berdarah, atau bercak merah di kulit jadi tanda bahaya yang nggak boleh diabaikan.

Jangan lupa, anak-anak seringkali lebih rentan karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa. Itu sebabnya Moms dan Dads harus ekstra waspada kalau anak tiba-tiba demam tinggi yang nggak biasa.

Cara Melawan dan Mencegah Serangan Virus Dengue

Sekarang Moms dan Dads pasti udah kebayang kenapa virus dengue disebut berbahaya. Tapi kabar baiknya, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melawan sekaligus mencegahnya.

  • Perawatan medis yang tepat. Kalau anak atau anggota keluarga kena DBD, jangan coba-coba mengobati sendiri dengan obat sembarangan. Segera periksa ke dokter biar tahu kondisi pastinya. Dokter biasanya akan memantau cairan tubuh, kadar trombosit, dan gejala lain untuk memastikan pasien tetap stabil.
     
  • Dukungan di rumah. Kalau dokter bilang masih bisa rawat jalan, Moms dan Dads perlu jadi garda terdepan. Pastikan pasien cukup minum, makan makanan bergizi, dan istirahat total. Catat juga suhu tubuh secara rutin dan perhatikan tanda bahaya.
     
  • Pencegahan sehari-hari. Inilah langkah yang paling penting. Virus dengue nggak bisa menyebar tanpa peran nyamuk Aedes aegypti. Jadi kalau populasi nyamuk bisa ditekan, penyebaran virus pun otomatis berkurang. Caranya? Terapkan langkah 3M Plus: Menguras wadah air secara rutin, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Mendaur ulang atau menyingkirkan barang bekas yang bisa jadi tempat nyamuk bertelur. Plus-nya bisa pakai lotion anti-nyamuk, kelambu, atau pasang kawat kasa di ventilasi rumah.4
     
  • Perlindungan tambahan dengan vaksin. Ini kabar yang harus banget Moms dan Dads ketahui. Sekarang sudah ada vaksin dengue yang bisa membantu mengurangi risiko terkena DBD. Dengan vaksinasi, tubuh punya “tameng ekstra” untuk melawan virus dengue.5 Tapi ingat, konsultasikan dulu ke dokter untuk memastikan kondisi anak atau keluarga cocok buat menerima vaksin ini.
     

Lindungi Keluarga dari Ganasnya Virus Dengue

Moms dan Dads, setelah tahu gimana licik dan berbahayanya virus dengue, jelas banget kalau kita nggak boleh lengah. Virus ini bisa menyerang siapa saja, kapan saja, apalagi di musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat drastis.

Kuncinya ada di pencegahan. Jangan tunggu ada korban di sekitar baru bergerak. Mulailah dari rumah sendiri dengan konsisten menjalankan 3M Plus. Kebiasaan kecil seperti rajin menguras bak mandi atau menutup rapat tempat air bisa punya dampak besar buat mencegah penyebaran virus.

Dan yang nggak kalah penting, segera konsultasikan dengan dokter soal vaksinasi DBD. Dengan vaksin, keluarga punya perlindungan tambahan yang bisa jadi penyelamat di saat nyamuk pembawa virus dengue berkeliaran.

Jadi yuk, Moms dan Dads, mari kita sama-sama jadi orang tua cerdas yang sigap menjaga kesehatan keluarga. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan langkah sederhana tapi konsisten, kita bisa lawan ganasnya virus dengue bareng-bareng.

.

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi



 

Referensi:

  1. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. (2022). Demam Berdarah. Tersedia di: https://dinkes.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/16_demam-berdarah . Diakses pada 17 Oktober 2025.
  2. 4 Serotipe Virus Dengue & Perbedaannya. (2025, 28 September). Isotekindo. Tersedia di: https://www.isotekindo.co.id/id/article/details/372 . Diakses pada 17 Oktober 2025..
  3. Trombosit: Penjaga Kesehatan yang Terancam saat Demam Berdarah. (2025, 6 Oktober). Isotekindo. Tersedia di: https://www.isotekindo.co.id/article/details/368 . Diakses pada 17 Oktober 2025.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2025). Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN Dengue Day. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day. Diakses pada 7 Juli 2025.
  5. Wilder-Smith, A. (2024). Dengue vaccine as a new tool to mitigate dengue in countries with a high disease burden. The Lancet Global Health, 12(2), e179–e180. Tersedia di: https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PIIS2214-109X(23)00590-9/fulltext. Diakses pada 7 Juli 2025.
Category
takeda

Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.

© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.

Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.

C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025