Moms dan Dads pasti sering dengar kan, kalau anak atau orang dewasa kena demam berdarah dengue (DBD), dokter selalu bilang, “Trombositnya harus dipantau, ya!” Bahkan, kadang sampai ada rasa panik begitu lihat hasil lab menunjukkan angka trombosit menurun. Pertanyaan yang sering muncul adalah kenapa sih trombosit bisa turun saat kena DBD? Apa bahayanya kalau angkanya terus merosot?
Nah, artikel ini bakal kupas tuntas soal trombosit dalam bahasa sederhana biar Moms dan Dads makin ngerti, nggak panik berlebihan, dan bisa lebih sigap kalau menghadapi kondisi ini.
Sebelum bahas kenapa trombosit bisa turun, yuk kita kenalan dulu sama si kecil tapi berjasa besar ini. Trombosit atau keping darah adalah sel darah kecil yang tugas utamanya membantu proses pembekuan darah.1 Jadi, kalau tubuh terluka atau ada pembuluh darah yang bocor, trombosit lah yang bergerak cepat untuk “menambal” luka biar darah nggak keluar terus.
Moms dan Dads bisa bayangin trombosit itu seperti pasukan darurat yang sigap datang kalau ada kebocoran pipa air. Mereka langsung bikin “sumbatan” sementara supaya aliran air berhenti. Nah, begitu juga di tubuh kita. Tanpa trombosit yang cukup, luka kecil bisa jadi masalah besar karena darah susah berhenti mengalir.
Normalnya, jumlah trombosit di tubuh manusia ada di kisaran 150.000-400.000 per mikroliter darah.1 Kalau angkanya turun jauh di bawah normal, tubuh bisa mengalami gangguan serius, terutama masalah pendarahan.
Demam berdarah bisa menyebabkan jumlah trombosit dalam darah menurun, kondisi ini disebut trombositopenia. Hal ini terjadi karena virus dengue menyerang sumsum tulang tempat trombosit diproduksi, sehingga jumlahnya berkurang. Selain itu, virus juga bisa mempercepat penghancuran trombosit yang sudah ada di dalam darah, dan respons kekebalan tubuh saat melawan infeksi turut membuat jumlah trombosit semakin menurun. Biasanya, penurunan ini mulai terjadi pada hari ke-4 atau ke-5 sejak awal sakit, dan bisa turun drastis dari ratusan ribu menjadi ribuan, sehingga penderitanya merasa sangat lemas dan tidak bertenaga. Meski begitu, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan membaik saat infeksi mereda, namun penting untuk segera mendapatkan penanganan medis agar gejalanya tidak semakin parah.2
Moms dan Dads, itulah alasan kenapa trombosit sering turun drastis saat pasien kena DBD. Biasanya, penurunan ini mulai terlihat pada hari ketiga sampai ketujuh sakit, yaitu saat fase kritis. Itulah kenapa dokter selalu minta pasien DBD dipantau ketat pada periode ini.
Nah, bagian ini paling ditunggu-tunggu adalah gimana cara menghadapi trombosit rendah saat DBD. Moms dan Dads jangan langsung panik dulu kalau lihat hasil lab menunjukkan angka trombosit menurun. Ingat, penanganan yang tepat lebih penting daripada cemas berlebihan.
Moms dan Dads juga perlu tahu, transfusi trombosit tidak selalu langsung diberikan walaupun angkanya rendah. Dokter akan melihat kondisi pasien secara keseluruhan, termasuk ada tidaknya perdarahan aktif. Jadi, jangan buru-buru khawatir kalau dokter belum kasih transfusi meski angka trombosit menurun.
Moms dan Dads, dari penjelasan tadi kita bisa simpulkan kalau turunnya trombosit saat DBD memang jadi salah satu hal yang bikin penyakit ini berbahaya. Tapi kabar baiknya, semua bisa dicegah kalau kita lebih waspada sejak awal.
Jangan tunggu sampai ada anggota keluarga yang kena dulu baru panik. Mulai sekarang, mari jalankan kebiasaan 3M Plus dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa jadi sarang nyamuk, ditambah langkah ekstra seperti pakai kelambu atau lotion anti-nyamuk.3
Dan yang tak kalah penting, jangan lupa konsultasi tentang vaksinasi DBD. Konsultasikan dengan dokter anak atau tenaga medis untuk tahu apakah si kecil sudah bisa mendapatkan vaksin ini. Dengan vaksin, risiko terkena DBD bisa berkurang, dan keluarga punya perlindungan tambahan melawan virus dengue yang berbahaya.4
Ingat ya Moms dan Dads, menjaga kesehatan itu investasi jangka panjang. Yuk, cegah sebelum terlambat, karena nyamuk Aedes aegypti nggak pernah libur. Dengan langkah sederhana tapi konsisten, kita bisa bareng-bareng jaga keluarga tetap sehat dan aman dari bahaya DBD
.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0956 July 2025